Rabu 30 Apr 2014 15:26 WIB

GPII Desak Pemerintah Ceko Minta Maaf Terkait Penggerebekan

Polisi Ceko.   (ilustrasi)
Foto: EPA/Filip Singer
Polisi Ceko. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) mendesak pemerintah Republik Cekoslowakia untuk segera meminta maaf soal penggerebekan di gedung Islamic Foundation di Praha yang melibatkan 10 warga negara Indonesia. "Pemerintah Republik Ceko diharuskan meminta maaf kepada rakyat Indonesia dan juga umat Islam seluruh dunia," kata Kabid Hubungan Internasional Pengurus Pusat GPII Hamaydi RS Harahap dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (30/4).

Hamaydi menuturkan, pihaknya mengutuk keras perlakuan kepolisian Ceko karena telah melakukan penghinaan, sekaligus menyakiti hati umat Muslim dunia. Kepolisian Ceko juga dinilai telah melanggar hak asasi manusia dengan menebar teror sampai mengindahkan etika masuk masjid dan menahan 10 WNI yang di antaranya adalah diplomat dan pelajar.

"Kami melihat peristiwa Jumat (25/4) itu agak berlebihan, seperti paranoid terhadap Islam. Padahal Islam itu agama dakwah, bukan teroris," tukasnya.

Hamaydi mengatakan pihaknya memberikan waktu 1x24 jam bagi Pemerintah Republik Ceko untuk melakukan permohonan maaf dan menindak tegas pihak yang bertanggung jawab dalam insiden tersebut. "Jika tidak juga diladeni, maka kami akan melakukan aksi ke Kedutaan Besar Republik Ceko di Jakarta, Jumat (2/4) nanti," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan polisi Praha melakukan penggerebekan di Islamic Foundation di kota Praha. Penggerebekan itu diduga dilakukan terkait buku "Foundations of Tauhid - The Islamic Concept of God" yang isinya diduga berisi pemikiran radikal.

Penggerebekan terjadi sesaat sebelum Shalat Jumat di mana terdapat beberapa orang dengan kewarganegaraan berbeda di dalam gedung, termasuk 10 warga negara Indonesia (9 diplomat dan 1 pelajar).

Salah satu korban, yang juga menjabat sebagai Pelaksana Sosial dan Budaya KBRI Praha Wahono Yulianto menuturkan penggerebekan terjadi pada saat adzan Shalat Jumat tengah berkumandang. "Kami mendengar ada yang berteriak melihat polisi masuk. Polisi datang berpakaian lengkap dengan masker seperti pasukan Densus 88. Salah satu polisi itu menodongkan pistolnya ke kepala saya," ungkapnya.

Menurut Wahono pada saat penggerebekan Polisi Praha memerintahkan semua yang ada di gedung untuk menundukkan kepala dan mengangkat tangan. Hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dari pemerintah Republik Ceko soal insiden penggerebekan itu. Namun, KBRI Ceko di Praha telah mengirim nota protes pada Senin (28/4).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement