REPUBLIKA.CO.ID, MOKPO-- Pihak berwenang Korea Selatan yang menyelidiki penyebab tenggelamnya feri, Rabu, mengatakan bahwa mereka mencari kemungkinan kelebihan muatan dan perencanaan ulang kapal ilegal menjadi sebab bencana tersebut.
Tim gabungan yang terdiri dari jaksa dan polisi di Mokpo, kota pelabuhan di sebelah barat daya dekat perairan lokasi terbaliknya kapal Sewol seberat 6,82 ton pada Rabu (16/4), mengatakan muatan yang berlebihan dan perubahan struktur bisa jadi membuat kapal tersebut goyah.
Dari 476 orang yang menaiki kapal nahas yang tenggelam di perairan sebelah barat daya pulau Jindo, sebanyak 210 orang dinyatakan tewas, sedangkan 92 lainnya masih belum ditemukan. Hanya 174 penumpang yang selamat.
Setelah menginterogasi anggota kru Chonghaejin Marine Co. perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan Sewol, serta petugas organisasi nonprofit yang bertanggungjawab atas pemeriksaan keamanan, tim tersebut mengatakan mereka punya keterangan bahwa kapal tersebut telah memuat terlalu banyak muatan terlepas dari peringatan sebelumnya.
Kapal tersebut meninggalkan pelabuhan sebelah barat Incheon dengan membawa 3,6 ton angkutan dan mobil, lebih dari tiga kali lipat dari batas kargo maksimum yang disarankan, kata pihak berwenang. Mereka juga menambahkan bahwa Chonghaejin Marine meningkatkan muatan untuk mengkompensasi pendapatan dari penumpang yang terus menurun.
Tim itu juga menyelidiki apakah feri membawa air di tangki pemberat yang cukup untuk mengakomodasi muatan berlebih, tambah pihak berwenang. Dalam menginvestigasi kemungkinan kelebihan muatan, tim itu juga mencari tahu apakah feri tersebut aman untuk dioperasikan setelah ada desain ulang awal tahun lalu, katanya.
Perubahan itu diterima dan memenuhi standar keamanan, tetapi ada kemungkinan pemilik kapal, di bawah penyelidikan intensif atas berbagai tuduhan korupsi, membuat perubahan tambahan setelahnya, kata mereka.