Rabu 30 Apr 2014 19:24 WIB

RS Indonesia Ingin Jadi Pusat Traumatologi di Gaza-Palestina

Rep: C78/ Red: Julkifli Marbun
Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Distrik Beit Lahiya, Gaza utara, Palestina.
Foto: Abdillah Onim
Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Distrik Beit Lahiya, Gaza utara, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Rp 50 ribu per orang untuk pengadaan alat kesehatan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza Palestina akan melancarkan cita-cita RSI untuk menjadi rumah sakit pusat traumatologi.

Tim MER-C Bagian Pengadaan Alat Kesehatan, Ahyahudin Sodri menerangkan, alokasi dana 65 miliar sudah diperhitungkan untuk mewujudkan Rumah Sakit Indonesia sebagai pusat traumatologi di Gaza yang modern dan berkualitas.

“Mungkin ada yang bertanya, mengapa dananya bisa sebesar itu? Maka  jawabannya, karena kita tidak ingin membeli barang-barang yang murahan,” tegasnya di Jakarta, Rabu (30/4).

Sebagaimana seorang saudara memberikan hadiah kepada saudara lainnya, lanjut Ahyahudin, ia ingin memberikan hadiah yang terbaik. Maka, ia berharap gerakan Rp 50 ribu untuk pengadaan alat kesehatan di RSI akan segera terwujud, agar hadiah untuk Palestina bisa diserahkan secepatnya.

Sementara itu, Ketua Presidium MER-C Henry Hidayatullah menerangkan, pembelanjaan alat-alat kesehatan tidak akan menunggu sampai dana terkumpul 65 miliar.

“Dana awal yang masuk misalnya 10 miliar atau 15 miliar akan langsung disetorkan untuk dibelanjakan di Palestina,” katanya. 

Sistem cicilan ini sebelumnya pernah diterapkan, ketika MER-C menjalankan proyek pembangunan.

“Pernah dulu waktu pembangunan sempat vakum karena dananya habis,” kata dia. Tapi, warga Indonesia segera tanggap, dan dana kembali mengucur untuk merampungkan pembangunan. Dengan pengalokasian dana yang dibelanjakan secara angsuran, diharapkan penanganan terhadap pasien di Palestina tidak berlama-lama mengalami penundaan. “Karena penanganan kesehatan tidak bisa ditunda-tunda,” tegasnya. 

Sebagai pengelola dana Rumah Sakit Indonesia di Gaza-Palestina, rincian pembelanjaan meliputi pengadaan Instalasi Gawat Darurat, empat buah kamar operasi, Intensive Care Unit (ICU), ruang rawat inap beserta seratus tempat tidur, laboratorium, instalasi radiologi, poliklinik, rehabilitasi medik, dan perangkat kesehatan pendukung lainnya seperti farmasi, dapur rumah sakit, fasilitas laundry dan ketel uap.

“Ketika kita nanti running awal, membelanjakan alat kesehatan dari dana awal yang terkumpul, maka kemungkinan gerakan akan lebih besar lagi, karena sudah ada wujudnya, praktik penanganan kesehatannya,” tambahnya. Alat kesehatan yang nantinya akan jadi prioritas di antaranya peralatan kesehatan di ruang emergensi, ruang operasi dan ruang perawatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement