REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pasukan Afghanistan memukul balik serangan yang dilakukan ratusan gerilyawan. Banyak dari mereka datang dari seberang perbatasan di Pakistan. Demikian kata sejumlah pejabat pada Rabu.
Bentrokan itu merupakan yang terbesar sejak pemilihan presiden hampir empat pekan lalu. Pesawat NATO dikerahkan untuk membantu serangan balik yang menewaskan 60 gerilyawan.
Sedikitnya lima prajurit Afghanistan tewas di sebuah pangkalan militer dekat perbatasan keropos pada Senin malam.
"Sekelompok teroris dan gerilyawan asing yang berjumlah sekitar 500, melancarkan operasi besar dengan sasaran pos-pos militer di daerah Zirok di Provinsi Paktika," kata Kementerian Pertahanan Afghanistan dalam sebuah pernyataan.
Menurut pernyataan itu, militan berusaha mencapai kemenangan besar setelah gagal melancarkan serangan berarti pada hari pemungutan suara setelah mengancam menyerang pemilih, petugas pemilu dan pasukan keamanan.
Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan -- badan intelijen negara itu -- mengatakan 300 gerilyawan dari jaringan Haqqani yang bersekutu dengan Taliban dan gerilyawan lain terlibat dalam serangan tersebut.
"Haqqani dan gerilyawan asing serta penyerang bunuh diri melancarkan serangan pada malam 28 April untuk menguasai sebuah pangkalan militer di daerah Zirok," kata pernyataan itu.
"Akibat dari serangan balik yang dilakukan pasukan pemerintah dengan dukungan angkatan udara koalisi, 60 anggota Haqqani dan gerilyawan asing lain tewas dan sejumlah besar orang cedera," tambahnya.