REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Donetsk di bagian timur Ukraina tidak akan memilih dalam pemilihan presiden 25 Mei di negara itu jika mayoritas penduduk mendukung kemerdekaan dalam referendum dua pekan sebelumnya. Demikian kata seorang pemimpin protes pada Rabu.
"Kami tidak memiliki rencana untuk mengambil bagian dalam pemilu tetangga kita," kata Denis Pushilin yang memimpin rakyat memproklamasikan diri Republik Donetsk.
Unjuk rasa pro federalisasi telah menyebar di bagian tenggara Ukraina sejak perubahan rezim di Kiev pada Februari.
Parlemen Ukraina telah menjadwalkan pemilihan presiden dini pada 25 Mei.
Para pengunjuk rasa berbahasa Rusia di Ukraina telah menyerukan referendum dan membentuk republik rakyat independen. Wilayah Donetsk berencana menggelar referendum tersebut pada 11 Mei.
Moskow telah berulang kali menyatakan keraguan tentang legitimasi pemilihan presiden mendatang di Ukraina.
Moskow mengatakan mereka melanggar hukum internasional dan mendesak Kiev untuk mempertimbangkan tuntutan semua warga negara di negara ini.