Kamis 01 May 2014 20:24 WIB

100 Ribu Buruh Rusia Peringati 'May Day'

A man holds a Soviet Union flag as he attends a pro-Russian rally at the Crimean parliament building in Simferopol March 6, 2014.
Foto: Reuters/David Mdzinarishvili
A man holds a Soviet Union flag as he attends a pro-Russian rally at the Crimean parliament building in Simferopol March 6, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sekitar 100.000 buruh pada Kamis melakukan parade di Lapangan Merah untuk pertama kalinya sejak Soviet terpecah tahun 1991.

Parade itu berlangsung untuk mendukung penggabungan Crimea ke Rusia. Aneksasi inimemicu gelombang patriotisme serta meningkatkan kedudukan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Barisan besar pengunjuk rasa, yang melambai-lambaikan bendera dan balon-balon, berpawai menyusuri lapangan yang menjadi ikon Moskow itu di dekat gedung Kremlin.

Pada saat sama, para pemimpin serikat pekerja berorasi di depan mereka dari podium pada Hari Buruh Internasional.

"Putin benar", "Bangga terhadap negara ini" dan "Mari dukung keputusan presiden kita" adalah kata-kata yang tertera di spanduk-spanduk yang diusung para pengunjuk rasa sambil muka tersenyum.

Polisi Moskow mengatakan lebih dari 100.000 orang mengambil bagian dalam "gerak jalan untuk para buruh" di Lapangan Merah.

Sejak kembali ke Kremlin untuk periode ketiga kalinya pada 2012 setelah unjuk rasa besar-besaran menentang pemerintahannya yang berlangsung selama satu dekade, Putin berupaya mendapat peningkatan dukungan dari konstituen-konstituennya yang inti, yaitu warga usia menengah dan kelas pekerja Rusia.

Setelah pencaplokan Moskow terhadap semenanjung Krimea milik Ukraina pada bulan Maret, patriotisme di Rusia telah mengalami pelonjakan. Dukungan rakyat Rusia terhadap Putin, presiden mereka yang berusia 61 tahun itu pun meningkat.

Sebuah jajak pendapat baru yang dikeluarkan pada Rabu oleh lembaga jajak pendapat independen Levada Centre memperlihatkan bahwa 82 persen responden mengatakan mereka mendukung tugas Putin.

Menurut para pemimpin serikat buruh, warga yang muncul pada "May Day" untuk mengikuti unjuk rasa di seantero Rusia mencapai sekira dua juta orang.

Selama beberapa tahun terakhir ini, Putin dengan cerdas memanfaatkan kerinduan para warga Rusia usia menengah terhadap stabilitas dan status kedigdayaan Uni Republik Sosialis Soviet (USSR) dan bahkan menghidupkan kembali simbol-simbol era Soviet.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement