REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia Airlines (MAS) sebagai perusahaan yang meyediakan layanan dan dukungan kepada keluarga korban pesawat MH370, akan menutup MH370 Family Assistance Centres pada 7 Mei mendatang.
CEO MAS Group, Ahmad Jauhari Yahya mengatakan, penutupan tersebut tidak akan menghentikan komitmen perusahaan untuk terus memberikan dukungan kepada keluarga para penumpang dan awak pesawat MH370 yang hilang pada 8 Maret lalu.
"Belajar dari pengalaman masa lalu, kita harus paham bahwa pencarian dan investigasi akan menjadi proses yang berkepanjangan,” kata Ahmad Jauhari seperti dikutip dari Bernama, Kamis (1/5).
Ahmad Jauhari mengatakan, keluarga penumpang MH370 disarankan untuk tinggal di hotel untuk menerima update informasi tentang kemajuan pencarian dan penyelidikan dan dukungan lain dari MAS. Tetapi faktanya keluarga penumpang justru mengaku lebih nyaman berada di rumah mereka.
MH370 Family Assistance Centres didirikan oleh MAS sebagai pusat informasi untuk semua kegiatan yang akan direncanakan oleh tim pencari dan penyelamat (SAR), termasuk pengarahan, kegiatan keagamaan dan layanan doa.
Ahmad Jauhari mengatakan MAS akan tetap berhubungan dekat dengan keluarga korban mengenai perkembangan terbaru tentang pencarian melalui panggilan telepon, pesan singkat, internet dan pertemuan tatap muka. Dia menambahkan, MAS akan melakukan pembayaran kompensasi secepat mungkin.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Datuk Hamzah Zainuddin, yang merupakan ketua dari Pusat Bantuan MH370, dalam sebuah pernyataan terpisah mengatakan, Pemerintah Malaysia akan mendukung keputusan MAS. Dia mengungkapkan, yakin dengan komitmen MAS untuk terus melanjutkan dukungan mereka kepada keluarga penumpang pesawat MH370.
"Saya dapat memastikan bahwa kami telah melakukan segalanya sesuai kapasitas kami untuk memastikan bahwa keluarga korban mendapatkan yang terbaik,” lanjutnya.