Jumat 02 May 2014 18:02 WIB

Pesisir Timur Australia Paling Berisiko Tsunami

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia pernah mengalami 145 kali tsunami dalam 130 tahun terakhir yang menelan 11 korba jiwa. Sebagian besar bencana itu dilaporkan terjadi di pesisir timur benua ini yang berbatasan dengan Samudera Pasifik.

Demikian terungkap dalam database tsunami yang diterbitkan dalam Jurnal Progress in Physical Geography. Menurut Profesor James Goff, salah seorang penulis laporan itu, sekitar 85 persen tsunami yang melanda Australia terjadi di pesisir timur.

"Kebanyakan riset tsunami menekankan pesisir barat, tapi kita harus melakukan riset lagi di pesisir timur karena 85 persen tsunami di masa lalu terjadi di Samudra Pasifik," kata Prof. Goff, dari University of New South Wales di Sydney, baru-baru ini.

Tsunami disebabkan oleh gunung berapi, gempa bumi atau tanah longsor yang menggoncangkan air laut dan menyebabkan naiknya permukaan laut dengan sangat cepat.

Menurut Prof Goff, meskipun banyak tsunami yang mencapai Australia sangat kecil dan tidak menimbulkan kerugian, namun ini bukan alasan untuk lengah.

Dikatakannya, upaya sekarang ini untuk menilai resiko tsunami sangat tidak memadai.

Menurut Goff, catatan yang baik tentang semua tsunami - besar maupun kecil - penting sekali supaya ada pemahaman yang lebih akurat tentang frekuensi tsunami, besarnya dan sumbernya.

Prof Goff dan rekannya Catharine Chagué-Goff meneliti literatur ilmiah, laporan koran-koran lama, catatan sejarah dan database tsunami yang lain, dan menyimpulkan perkiraan jumlah tsunami yang mencapai Australia sejak jaman pra-sejarah.

Mereka menemukan bukti tentang 145 tsunami, 57 di antaranya terjadi di New South Wales dan 40 di Tasmania. Queensland mengalami 26 tsunami dan Australia Barat 23.

"Dokumen-dokumen sejarah mengindikasikan, mungkin 11 orang tewas akibat tsunami di Australia sejak 1883," katanya. "Lokasi terjadi peristiwa dan kematian menunjukkan, pesisir timur menghadapi risiko paling sifnifikan".

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement