Jumat 02 May 2014 18:53 WIB

Prancis Cegah Pemuda Musim Ikuti Perang Suriah

Konflik di Suriah
Foto: Youtube
Konflik di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, ALJIER --  Prancis mengusir seorang warga Aljazair, yang diduga merekrut pemuda Muslim ikut dalam perang saudara Suriah. Ini pengusiran pertama sejak Paris memberlakukan serangkaian kebijakan mencegah warganya menjadi radikal.

Prancis, yang menentang keras Presiden Suriah Bashar al-Assad, mengawasi dengan ketat sel garis keras dan operator radikal, yang merencanakan serangan di negara itu. Ini menjadi prioritas sejak pria bersenjata pro-Alqaida bermarkas di Toulouse menembak mati tujuh orang pada Maret 2012.

Tetapi dengan konflik Suriah memasuki tahun keempat, pemerintah mendapat kecamanan atas kegagalannya menghentikan para warganya-- sejumlah dari mereka berusia 15 tahun-- menuju Suriah.

Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve dalam satu pernyataan mengatakan seorang pria berusia 37 tahun yang tinggal di Prancis sejak tahun 1980 telah dipulangkan ke Aljazair Kamis pagi. Pria itu memiliki hubungan dekat dengan kelompok-kelompok Islam yang dituduh melakukan pengrekrutan orang-orang untuk bergabung dalam jaringan-jaringan jihadis di Afghanistan dan Suriah.

"Pejihad ini ditahan oleh pihak berwenang Turki di satu bus yang membawa satu kelompok ke Suriah," katanya. "Setelah dipulangkan oleh Turki, pihak berwenang Prancis menahannya, ia segera dideprotasi."

Cazeneuve mengungkapkan sekitar 20 tindakan dilakukan selama April yang menyangkut para warga Prancis sesuai dengan undang-undang baru yang diberlakukan tahun lalu melarang orang yang belum dewasa meninggalkan Prancis tanpa izin orang tua mereka.

Prancis mmiliki penduduk Muslim terbesar di Eropa sekitar lima juta jiwa.

Cazeneuve pada Rabu mengemukakan kepada para anggota parlemen bahwa ada 285 warga Prancis berperang di Suriah melawan pemerintah dan 120 orang kini sedang dalam transit antara dua negara itu. Jumlah itu meningkat 75 persen dalam bulan-bulan belakangan ini, katanya.

Sekitar 100 warga Prancis telah pulang ke Prancis dan 25 orang tewas, katanya. "Rencana anti-pejihad...diperkirakan akan mendeportasi segera setiap warga asing yang terlibat dalam jaringan-jarngan jihadis," kata Cazebeuve, "Tindakan-tindakan ini akan dilaksanakan dengan kekuatan penuh mereka."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement