REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah desa di bagian Timur Laut Afganistan tepatnya di Provinsi Badakhshan mengalami bencana tanah longsor pada Kamis (1/5) waktu setempat. Bencana tersebut menyebabkan 350 orang meninggal dunia dan ribuan hilang, seperti yang dilansir msn.com.
“Sekitar 2000 orang menghilang setelah bukit longsor dan menimpa Desa Hobo Barik, setelah beberapa hari diguyur hujan deras,” ujar Shah Waliullah Adeeb, Gubernur Badakhshan, Afganistan, Jumat (2/5) waktu setempat.
Ia berkata, sekitar 300 rumah warga terkubur oleh longsor tersebut. Namun tim penyelamat kekurangan tim bantuan personil serta terbatasnya alat-alat berat. Mereka saat ini tengah berfokus pada evakuasi didearah yang terdampak langsung oleh tanah longsor.
“Kemungkinan sangat tidak mungkin sekarang ini, karena kami tidak mempunyai banyak alat pengankut dan kami juga membutuhkan banyak mekanik.” jelasnya.
Dikatakan oleh kepala kepolisian provinsi Badakhshan bahwa tanah longsor terjadi sekitar 13.00 waktu setempat, Kamis lalu.
Provinsi Badakhshan terletak di antara gunung Hindu Kush dan Pamir dan bersebrangan dengan negara Cina dan merupkan salah satu daerah terpencil di Afganistan. Selain itu, daerah ini juga merupakan daerah yang sering terjadi serangan pemberontakan pasca Invasi AS pada 2001.
Ari Gaitanis, juru bicara dari PBB yang bertugas di Afganistan menyatakan, sekitar 350 orang meninggal dalam peristiwa tersebut dan PBB tengah melakukan evakuasi dan penyelamatan orang-orang yang masih terjebak dalam bencana itu.
Warga Afganistan yang bertempat tinggal di pengunungan terjal utara sering terjadi tanah longsor. Bencana tanah longsor yang paling mematikan terjadi pada Februari 2010, yangmana sekitar 170 tewas pada ketinggian 12.700 kaki (3.800 meter) di Salang Pass. Salang Pass merupakan rute utama pengunungan Hindu Kush yang menghubungkan ibukota ke wilayah utara.