REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Sembilan orang tewas dalam bentrokan di Mali utara pekan ini antara kelompok terkait dengan Alwaidah dan separatis suku Tuareg. Hal ini diungkapkan sumber separatis dan militer, Jumat (2/5) waktu setempat.
Seperti dilansir Reuters Sabtu, bentrokan di sebelah utara kota Timbuktu itu melibatkan separatis dan terduga anggota Gerakan Kesatuan dan Jihad di Afrika Barat (MUJWA).
"Bentrokan telah berakhir," kata Akay Ag Mohamed, juru bicara separatis Gerakan Nasional bagi Pembebasan Azawad (MNLA). "Gerilyawan MNLA telah kembali ke Kidal. Kami menahan tujuh orang dan membunuh sembilan musuh."
Seorang juru bicara misi militer PBB di Mali, Minusma, mengatakan, ia telah diberi tahu mengenai bentrokan itu namun menolak memberikan pernyataan terinci lebih lanjut.
Mali, yang pernah menjadi salah satu negara demokrasi yang stabil di Afrika, mengalami ketidakpastian setelah kudeta militer pada Maret 2012 menggulingkan pemerintah Presiden Amadou Toumani Toure.