Sabtu 03 May 2014 06:26 WIB

Dua Helikopter Ukraina Ditembak Jatuh

Rep: C64/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang pria bertopeng pro-Rusia berjaga-jaga di depan kantor pemerintahan lokal di Slovyanks, Ukraina.
Foto: AP Photo/Manu Brabo
Seorang pria bertopeng pro-Rusia berjaga-jaga di depan kantor pemerintahan lokal di Slovyanks, Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, SLOVIANSK – Dua helikopter militer Ukraina ditembak jatuh kelompok pro-Rusia di Sloviansk, bagian timur negara tersebut pada Jumat (3/5) waktu setempat. Satu orang pilot dan seorang tentara dikabarkan tewas.

Peristiwa tersebut terjadi ketika bentrok antara kelompok pro dan anti-Rusia pecah di jalan Odessa, Ukraina pada Jumat. Menteri Dalam Negeri Ukraina, Arsen Avakov mengatakan kelompok oposisi mengeluarkan tembakan dengan senjata berat kearah pasukan unit khusus Ukraina.

“Saat ini pemerintah tengah melancarkan operasi militer terhadap kelompok-kelompok pemberontak yang mendukung Rusia di kota Sloviank,” ujarnya seperti dilansir BBC.

Menurut Arsen, kelompok pemberontak tersebut menggunakan strtaegi dengan bersembunyi di belakang penduduk sipil di gedung-gednug pemikiman. Saat ini pasukan Unraina berhasil mengambil alih sembilan pos pemeriksaan di Sloviank dari pemberontak. Namun, pemberontak pro-Rusia mengatakan masih menguasi tiga pos pemeriksaan lainnya.

Sloviank merupakan salah satu daerah separatis pro Rusia di Ukraina Timur. Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan informasi awal menunjukan dua helikopter jatuh karena ditembak dengan rudal yang diluncurkan dari darat.

“Kejadian tersebut menunjukan bahwa para pemberontak Pro Rusia mempunyai persenjataan yang sangat lengkap dan professional, dapat dikatakan mereka bukanlah pemberontak biasa,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan.

Pemberitaan dalam televise Rusia melaporkan bahwa Sloviansk telah diserang, tetapi warga dan separatis mengatakan bahwa kota tersebut aman dan tenang, disampaikan mereka kepada BBC. Presiden sementara Olexander Turchynov telah memberlakukan kembali program wajib militer. Keputusan tersebut dilakukannya dengan tujuan untuk mengatasi konflik yang terus terjadi di bagian timur Ukaraina dan bertambah buruk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement