Ahad 04 May 2014 11:10 WIB

Tanah Longsor di Afghanistan, 255 Korban Tewas Sudah Diidentifikasi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
pencarian korban longsor (ilustrasi)
pencarian korban longsor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ARGO-- Jumlah korban tertimbun tanah longsor di Afghanistan yang berhasil diidentifikasi mencapai 255 jiwa hingga saat ini. Bencana tersebut sebelumnya menyebabkan ratusan penduduk di sebuah desa di provinsi Badakhshan hilang pada Jumat lalu.

"Kami telah berbicara dengan keluarga korban. Departemen manajemen bencana hanya menemukan dan mendaftarkan identifikasi 255 korban jiwa dari ratusan korban yang tertimbun di desa Aab Bareek akibat tanah longsor di distrik Argo," kata Sayyid Abdullah Homayyon Dehqan, direktur provinsi departemen manajemen bencana, seperti dilansir dari Xinhua.

Selain itu, ia pun mengoreksi laporan data sebelumnya yang menyebutkan bahwa 255 korban tersebut telah berhasil ditemukan. Ia menyebutkan hanya tiga korban yang berhasil ditemukan, termasuk perempuan dan anak-anak.

"Terdapat sekitar seribu rumah penduduk di desa tersebut. Lebih dari 300 rumah terkubur. Tim penyelamat pun masih berada di lokasi bencana hingga saat ini," kata Dehqan. Lanjutnya, hingga saat ini pun masih belum terdapat data yang jelas terkait jumlah korban. "Perkiraan kami ratusan orang telah terkubur dan terkena longsoran tanah. Sangat sulit untuk memberikan data jumlah korban jiwa dan hilang saat ini," katanya.

Sementara itu, juru bicara pemerintah provinsi Ahmad Naweed Froutan mengatakan lebih dari 2.100 orang telah dikonfirmasi tewas dalam insiden ini. Sedangkan, lebih dari 4.500 penduduk lainnya dievakuasi ke wilayah yang lebih tinggi dan mengungsi menggunakan tenda. Tim penyelamat pun memberikan bantuan makanan dan air kepada para pengungsi.

Desa tersebut merupakan desa terpencil yang jarakanya 315 km timur laut dari Kabul, ibukota Afghanistan. Bencana ini dipicu oleh hujan deras di wilayah pegunungan itu. Sebelumnya, Presiden Afghanistan Hamis Karzai pun menyatakan hari berkabung nasional pada 4 Mei kemarin akibat bencana ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement