Senin 05 May 2014 06:58 WIB

Hamas Tidak Akan Pernah Mengakui Israel

Logo Hamas
Logo Hamas

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Hamas tidak akan pernah mengakui Israel dan tidak akan menerima persyaratan yang ditetapkan oleh Kuartet Perdamaian Timur Tengah, menurut wakil pemimpin gerakan Islam itu.

Berbicara Sabtu (4/5) malam, Mussa Abu Marzuq mengatakan Hamas, yang baru-baru ini menandatangani kesepakatan rekonsiliasi dengan pemimpin Palestina yang didukung Barat di Tepi Barat yang diduduki, tidak akan pernah setuju untuk mengakui Israel. "Kami tidak akan mengakui entitas zionis," katanya pada konferensi pers di Kota Gaza.

Berdasarkan ketentuan dari kesepakatan itu, penguasa Hamas di Gaza dan Organisasi Pembebasan Palestina Presiden Mahmud Abbas harus bekerja bersama-sama untuk membentuk pemerintah persatuan baru yang akan mempersiapkan pemilihan umum nasional.

Tapi Israel bereaksi dengan penuh kemarahan, mengatakan tidak akan bernegosiasi dengan pemerintah yang didukung oleh Hamas , yang piagamnya menyerukan penghancuran negara yahudi itu, dan secara efektif menempatkan paku terakhir pada peti mati putaran terakhir pembicaraan damai yang ditengahi AS .

Mengakui Israel adalah salah satu kondisi kunci yang diusulkan dalam peta jalan perdamaian Kuartet Timur Tengah pada 2003, yang terdiri dari PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Rusia. Dua tuntutan penting lainnya adalah penolakan terhadap kekerasan dan penerimaan semua perjanjian sebelumnya dengan Israel .

Abbas, yang akan memimpin pemerintah baru itu, yang terdiri dari politisi independen, telah menegaskan akan mematuhi semua tiga prinsip itu. Tapi Abu Marzuq mengatakan Hamas tidak akan pernah menerima syarat Kuartet.

"Hamas menolak syarat Kuartet karena menyangkal beberapa hak-hak rakyat kami," katanya kepada wartawan. "Kami akan selalu menolak kondisi yang menyangkal hak-hak rakyat Palestina."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement