Senin 05 May 2014 17:29 WIB

Korban Longsor Afghanistan Keluhkan Lambatnya Bantuan

Rep: C66/ Red: Julkifli Marbun
Longsor di Afghanistan.
Foto: AP Photo/Gulrahim Niazman
Longsor di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, BADAKHSHAN -- Korban longsor Afghanistan yang tengah mengungsi mengeluhkan bantuan dari pemerintah yang dinilai lamban. Sebanyak 4000 korban longsor yang masih bertahan harus tidur dengan keadaan membeku dua malam berturut-turut.

Warga desa mengatakan bantuan dari pemerintah yang dinilai lambat dapat menyebabkan keadaan mereka semakin memburuk. Tidak hanya harus tidur di tempat terbuka, mereka juga kekurangan makanan serta obat-obatan yang dapat membuat mereka rentan terkena penyakit.

"Setidaknya pemerintah harus memberi kami tempat penampungan hidup," ujar Bibi Nawroz, salah satu pengungsi longsor yang kehilangan delapan anggota keluarganya.

Lembaga bantuan di Afghanistan serta militer yang membantu penyaluran bantuan tengah berjuang untuk mencapai lokasi bencana. Namun, cuaca yang buruk serta jalan yang sulit dilalui untuk mencapai lokasi longsor menghambat penyaluran bantuan.

Seperti yang dikatakan oleh Badan Metereologi Afghanistan jika perkiraan hujan deras akan terjadi di sekitar wilayah longsor pada hari ini hingga Selasa. Badan Metereologi Afghanistan juga mengatakan hujan deras yang diperkirakan terjadi berpotensi kuat mendatangkan longsor kembali.

Pejabat lokal Afghanistan meminta pada Pemerintah Afghanistan untuk dapat bertindak lebih cepat. Tidak hanya itu, ia juga mengharapkan bantuan dari negara-negara lainnya agar dapat mempercepat upaya penyaluran bantuan dan penyelamatan korban longsor.

"Pemerintah dan lembaga bantuan harus bertindak lebih cepat, apa yang kita punya saat ini belumlah cukup untuk membantu korban longsor sesegera mungkin," ujar Gul Mohammad Bedaar, wakil Gubernur Provinsi Badakhshan.

Pemerintah Afghanistan diketahui telah menolak bantuan yang ditawarkan oleh Amerika Serikat dan NATO. Pemerintah Afghanistan mengatakan mereka dapat menangani persoalan ini bersama-sama dengan lembaga-lembaga bantuan yang ada di negaranya.

Hubungan antara Afghanistan dan Amerika merenggang sejak penolakan Presiden Hamid Karzai untuk menandatangani perjanjian keamanan yang dibuat oleh AS. Perjanjian tersebut berisi aturan-aturan yang mengizinkan sedikit pasukan tentara AS tetap berada di negara tersebut hingga akhir tahun 2013. Dengan ditolaknya perjanjian keamanan yang diinginkan oleh pihak AS tersebut, pasukan tentara AS terpaksa menarik diri dari Afghanistan pada 31 Desember 2013.

Meski demikian, beberapa bantuan telah berhasil disalurkan ke wilayah tersebut. PBB mengatakan akan terus fokus pada 4 ribu korban yang selamat.

Penyaluran bantuan pokok seperti air, makanan, kebutuhan keluarga, anak-anak, dan sanitasi yang belum semua terdistribusikan akan diusahakan secepatnya. Kantor urusan kemanusiaan PBB tidak ingin ada pengungsi yang nantinya menderita penyakit karena lambatnya pendistribusian bantuan.

Selain itu, PBB mengatakan sebanyak 71 ribu orang lainnya yang berada di sekitar wilayah longsor rawan terkena bencana serupa. Hal ini disebabkan pengaruh geografis di wilayah tersebut serta degradasi lingkungan yang banyak terjadi.

sumber : CNN, CBCNews
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement