REPUBLIKA.CO.ID, ODESSA -- Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov pada Senin (5/5) mengatakan, pihaknya telah menyusun unit pasukan khusus untuk ditempatkan di kota pelabuhan, Odessa. Hal itu menyusul terjadinya tragedi berdarah yang menewaskan puluhan korban jiwa, dalam peristiwa kebakaran di gedung pemerintahan di Odessa, Ukraina, tiga hari lalu.
Dikutip dari Reuters, Senin (5/5), Avakov mengatakan, penempatan pasukan khusus Ukraina di Odessa itu, didasarkan pada aktivitas sipil yang ingin membantu warga Odessa melalui masa-masa sulit di kota Laut Hitam itu. Bahkan, atas insiden berdarah yang terjadi Jumat (2/5) malam itu, seluruh pimpinan polisi setempat telah dipecat dan mereka bisa dijatuhkan hukum pidana atas tindak kriminal.
''Polisi di Odessa telah bertindak memalukan, mereka dimungkinkan berlaku kriminal,'' ujar Avakov dalam pernyataannya di akun Facebooknya. ''Kehormatan di dalam seragam mereka tak mampu menjaga hal itu,'' sambungnya.
Kekerasan yang terjadi di Odessa Jumat malam lalu, memang menjadi peristiwa kekerasan terkejam dalam sejarah keamanan di wilayah tersebut. Terlebih, sejak dilengserkannya kepemimpinan presiden Viktor Yanukovych Februari kemarin.
Pasca tak menjabatnya lagi presiden Ukraina yang condong ke Rusia itu, kesatuan wilayah pemerintahan Kiev pun kian terancam. Selain nasib Odessa yang berujung buruk, kini situasi Kota Slaviansk pun kian mencekam.
Slaviansk kian suram, sebab masih berlangsung dan semakin meningkatnya ketegangan antara militer Ukraina dan massa pendukung Rusia yang melakukan pendudukan di timur Ukraina itu.