REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Polisi di Xinjiang, kawasan bagian barat Cina, mencari anggota keluarga salah satu pria yang meninggal dalam serangan bom bunuh diri atas satu stasiun kereta pekan lalu, tulis satu surat kabar milik negara Senin.
Pemerintah Cina telah menyalahkan ekstrimis melakukan pemboman dan serangan pisau di satu stasiun di Urumqi, ibu kota Xinjiang, pada Rabu malam yang menewaskan seorang pejalan kaki dan melukai 79 orang lain.
Kedua penyerang tewas dalam ledakan itu, menurut pemerintah. Dalam peristiwa yang memalukan tersebut, serangan itu terjadi ketika Presiden Xi Jinping merampungkan lawatan pertamanya ke Xinjiang sejak menjadi presiden tahun lalu.
Harian itu mengidentifikasi salah seorang penyerang bernama Sedirdin Sawut, seorang pria berusia 39 tahun asal daerah Xayar di kawasan Aksu, Xinjiang. Pria itu adalah anggota minoritas Muslim Uighur.
The Global Times, tabloid berpengaruh yang dipublikasikan Harian Rakyat milik Partai Komunis yang berkuasa di Cina, melaporkan polisi sekarang mencari istri, ayah, dua keponakan dan mertua Sawut. Mereka sepertinya telah pergi setelah serangan itu.
Mereka semua disangka membantu Sawut dalam penyerangan, tulis harian itu, yang mengutip beberapa perwira polisi Xinjiang.
Polisi juga mencari dua orang pria lainnya yang mungkin terlibat dalam pembuatan bom. Keduanya mengenal Sawut dan juga berasal dari daerah yang sama, menurut laporan itu.
Xinjiang yang strategis dan kaya sumber alam berbatasan dengan Asia Tengah. Kawasan itu selama bertahun-tahun telah dilanda kekerasan dan pemerintah Cina menyalahkan para militan Islamis dan separatis. Tapi serangan-serangan bunuh diri sangat jarang terjadi.
Sebelumnya di Cina terjadi pemboman bunuh diri, sebagian besar dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keluhan-keluhan pribadi, tetapi umumnya hal itu bukan taktik yang dilakukan oleh orang-orang Uighur.
"Sebelumnya penyerang akan mencoba pergi setelah mereka menanam bom. Saat ini mereka jelas melakukan bunuh diri," tulis harian itu yang mengutip satu sumber perwira keamanan yang tak disebutkan namanya.
Pada Oktober, satu mobil menabrak sekumpulan turis di bagian ujung Lapangan Tiananmen, Beijing, menewaskan tiga orang yang ada di dalam mobil dan dua orang pejalan kaki. Pemerintah meyakini hal itu merupakan serangan bunuh diri oleh orang-orang dari Xinjiang.