Senin 05 May 2014 20:16 WIB

Kerusuhan di Odessa Berlanjut

Konflik di Ukraina
Foto: VOA
Konflik di Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ribuan pemrotes anti-pemerintah, Ahad (4/5), menyerbu markas polisi di Kota Pelabuhan Odessa di Ukraina Selatan. Pemrotes membebaskan puluhan rekan mereka yang dipenjarakan.

Kerusuhan baru tersebut terjadi setelah bentrokan mematikan pada Jumat (2/5) antara pemrotes pro dan anti-pemerintah sehingga menewaskan sedikitnya 43 orang dan melukai 174 orang lagi di kota itu.

Di antara korban tewas, kebanyakan pemrotes pro-Rusia, 30 tercekik hingga mati lemas ketika pemrotes radikal membakar satu gedung serikat pekerja. Sementara, delapan orang lagi meninggal setelah melompat dari jendela bangunan yang terbakar.

Itu adalah kerusuhan terburuk dalam krisis Ukraina sejak pemerintah baru dibentuk lebih dari dua bulan lalu.

Perdana Menteri Arseny Yatsenyuk, Ahad, mengatakan Rusia mesti bertanggung jawab atas bentrokan maut tersebut.

"Tujuan Rusia ialah mengulangi di Odessa apa yang terjadi di bagian timur negeri ini," kata Yarsenyuk kepada wartawan selama kunjungan ke Odessa sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Senin.

"Apa yang terjadi di Odessa adalah bagian dari rencana Federasi Rusia untuk menghancurkan Ukraina dan bentuk negaranya," katanya. "Rusia mengirim orang ke sini untuk menciptakan kekacauan."

Kiev telah berulangkali menuduh Moskow menghasut kerusuhan dan memecah-belah Ukraina. Namun, Rusia membantah semua tuduhan tersebut.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement