Senin 05 May 2014 20:45 WIB

Bahaya Kecelakaan Mengintai Anak-Anak di Amerika

Rep: C66/ Red: Julkifli Marbun
 Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Pribadi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Sebuah studi menunjukkan jumlah anak-anak yang tewas akibat tertabrak oleh pengendara mabuk di Amerika telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Namun, saat ini bahaya akan kecelakaan yang mengintai anak-anak justru dikhawatirkan terjadi akibat pengendara yang membawa anak-anak ini sendiri.

Para pengendara tidak menjamin keselamatan anak-anak yang mereka bawa. Hal ini di antaranya dengan tidak memasangkan sabuk pengaman pada anak-anak tersebut dan tidak menggunakan kursi tambahan di dalam mobil bagi anak-anak yang masih sangat balita.

Sebuah studi menunjukkan sejak tahun 2000, sebanyak 2344 anak tercatat tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan terjadi saat anak-anak tersebut menjadi penumpang dan pengemudi yang membawa mereka diduga kuat berada di bawah pengaruh alkohol.

Texas dan California tercatat sebagai wilayah yang memiliki angka kecelakaan tinggi dengan melibatkan pengemudi mabuk yang membawa anak-anak. Hampir dua pertiga anak-anak di wilayah tersebut meninggal saat berkendara dengan pengemudi yang mabuk dan bahkan tidak memiliki surat izin mengemudi.

Pada tahun 1985 hingga 1996, sebuah penelitian mengungkapkan jika 6 ribu anak mengalami kematian akibat hal tersebut. Penelitian dilakukan untuk menghindari kasus-kasus ini nantinya kembali terjadi di seluruh bagian negara di Amerika Serikat.

Penelitian yang diketuai oleh Dr Kyran Quinlan dari Universitas Northwestern dan Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit akan mengeluarkan hasil penelitiannya melalui web pada Senin (5/5). Para Peneliti juga memberi masukan bagi undang-undang di tiap negara bagian agar secara lebih keras melakukan tindakan bagi para pengemudi yang membahayakan anak-anak ini. Mereka juga menyarankan metode yang lebih baik untuk mencegah orang-orang tanpa surat izin mengemudi mengendarai kendaraan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement