REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mantan panglima militer Mesir dan calon presiden terkemuka Abdul Fattah al-Sisi, Senin (5/5) mengatakan, gerakan Ikhwanul Muslimin yang dipimpin Muhammad Mursi telah 'tamat' di Mesir dan tidak akan kembali jika dia terpilih.
Setelah tentara yang dipimpin Sisi menggulingan Mursi Juli 2013 lalu, Ikhwanul Muslimin telah dilarang. Tak hanya melarang, para pemimpinnya juga ditangkap dan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar pendukung Mursi, tewas dalam bentrokan-bentrokan protes.
"Saya tidak menyelesaikannya, Anda rakyat Mesir yang menamatkannya," kata Sisi dalam wawancara TV pertama sejak mengumumkan pencalonannya, ketika ditanya apakah Ikhwanul telah 'tamat'.
Ditanya apakah dia mengatakan (Ikhwanul Muslimin) tidak akan ada di bawah kepresidenannya, dia menjawab: "Ya." Sisi mengatakan, rakyat Mesir telah menolak ideologi kelompok dan tidak akan membiarkannya untuk kembali.