REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Mahasiswa Jepang makin tertarik dengan bahasa asing. Tak hanya Inggris, kampus di Jepang juga menawarkan pilihan bahasa asing yang kian variatif. Ini karena banyaknya perusahaan Jepang yang masuk ke berbagai negara.
Misalnya, Ritsumeikan University dan Sophia University yang menekankan pada bahasa Asia Tenggara. Mulai tahun akademik ini Ritsumeikan University menambahkan bahasa Indonesia dan Thailand bagi mahasiswa tahun
pertama yang mengambil kuliah Ilmu Politik. Sebelumnya, jurusan ini hanya menyediakan bahasa Jerman, Prancis dan Cina. Kampus memperkirakan kebutuhan investasi Jepang di negara Asia Tenggara pada tahun akan datang makin meningkat. Sehingga belajar bahasa Asia Tenggara dianggap perlu.
Bahasa Rusia dan Spanyol juga menjadi bahasa yang baru-baru ini dipelajari oleh mahasiswa di Jepang. Artinya, rata-rata kampus mengajarkan 10 bahasa asing selain Inggris.
"Untuk mencetak pekerja yang bisa beradaptasi dengan bahasa lokal dan bisa bernegoisasi, belajar bahasa lokal adalah kebutuhan. Tentu saja selain bahasa Inggris," ujar pejabat Ritsumeikan University kepada Nikkei.
Universitas Sophia juga menambahkan empat bahasa asing untuk kurikulumnya pada tahun akademik ini. Total bahasa yang ditawarkan kini mencapai 22 bahasa.
Penambahan itu termasuk bahasa Hindi, Swahili dan Turki. Artinya, kampus Sophia sekarang memiliki sarana belajar untuk hampir semua bahasa utama yang digunakan di Asia dan Afrika.