REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Putra Mahkota Brunei Darussalam Jenderal Pangiran Muda Haji Al Muhtadee Billah meninjau langsung fasilitas produk Pindad sebagai tindak lanjut ketertarikan pihak Brunei Darussalam terhadap produk alutsista pada Pameran Internasional Pertahanan Brunei (Bridex), Februari 2014.
Dirut Pjs Dirut Pindad Tri Harjono menilai kunjungan itu sebagai langkah awal untuk menjalin persahabatan dan kerja sama antara kedua negara, Indonesia dan Brunei Darussalam. "Brunei tertarik terhadap produk Rantis dan senapan serbu, dalam hal ini SS2-V5 yang akan kita tawarkan. Tahun ini kami akan ikut tender di sana," kata Tri.
Dalam kesempatan itu, Tri Harjono menyebutkan kapasitas produksi senjata PT Pindad mencapai 30 ribu unit per tahun, sedangkan untuk kendaraan taktis sebanyak 80 unit per tahun. Ia menyebutkan bisa meningkatkan produksi per tahunnya, namun hal itu tergantung pada kesiapan pasokan dari mesin serta komponen lainnya yang berasal dari luar.
"Kami fokus menggarap pasar di ASEAN dan Asia Pasifik. Sebagian besar kita masih memenuhi pesanan dalam negeri, namun juga melayani pesanan dari luar negeri, termasuk Panser Anoa untuk kendaraan taktis Pasukan Perdamaian PBB," kata Dirut PT Pindad itu menambahkan.