Rabu 07 May 2014 01:04 WIB

Boko Haram Culik Lagi Delapan Siswi Nigeria

Rep: Alicia Saqina/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kelompok bersenjata Boko Haram Nigeria
Foto: PressTv
Kelompok bersenjata Boko Haram Nigeria

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Kelompok militan Boko Haram telah mengakui, bahwa pihaknya bertanggung jawab atas kasus penculikan ratusan siswi di Chibok, Nigeria, pertengahan April lalu. Meski demikian, tersangka Boko Haram itu kembali menculik delapan siswi di timur laut Nigeria.

 

Dikutip dari BBC News, Selasa (6/5), aksi penculikan kelompok Boko Haram terakhir terjadi pada Ahad (4/5) malam. Penculikan delapan orang siswi itu tepatnya terjadi di desa Warabe, Borno, Nigeria.

 

Para siswi yang diculik oleh kelompok militan tiga hari lalu itu berusia antara 12 hingga 15 tahun. Saat melakukan penculikan, kelompok bersenjata itu datang dengan menggunakan dua truk.

 

Saat tiba, para penculik tak hanya menculik delapan siswi. Namun mereka juga turut menyita hewan dan makanan milik warga desa.

 

BBC melaporkan, daerah Warabe merupakan lokasi penculikan yang baru. Desa lokasi penculikan itu tergolong buruk. Komunikasi di sana sangat lah tak memadai. Hal ini yang menjadi penjelasan, mengapa peristiwa penculikan yang telah terjadi dua hari lalu itu, baru bisa disebarluaskan Selasa.

 

Sebelumnya, Senin (5/5), kelompok Boko Haram telah mengakui, menculik 276 siswi di Chibok, 14 April kemarin. Pemimpin pasukan mereka, Abubakar Shekau, bahkan mengancam pemerintah, pihaknya akan menjual ratusan siswi tersebut.

 

Sementara, para warga yang tinggal di dekat Warabe kini merasa takut akan aksi-aksi lanjutan Boko Haram. Mereka takut jika nantinya kelompok militan itu bakal mendekat ke wilayah desa mereka dan menculik para remaja putri. ''Kami di Gwoza juga hidup dalam ketakutan, karena penculikan delapan siswi di Warabe,'' kata seorang warga, Peter Gambo.

 

''Kami tidak memiliki keamanan di sini. Jika orang-orang bersenjata itu akhirnya memutuskan untuk menculik para remaja putri kami di sini, tak ada yang bisa hentikan mereka,'' ujarnya khawatir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement