REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH-- Menteri Kesehatan Arab Saudi menyatakan telah memecat kepala rumah sakit Jeddah. Dilansir dari Daily Star, pemecatan ini menyusul melonjaknya infeksi MERS di antara staf rumah sakit sehingga memicu kekhawatiran masyarakat.
Langkah Adel Fakieh yang disebarkan melalui akun Twitternya ini diambil setelah ia menginspeksi gedung gawat darurat Rumah Sakit King Fahd di kota Red City. Fasilitas tersebut ditutup untuk sementara waktu pada bulan lalu setelah sejumlah tenaga medis terinfeksi oleh virus MERS.
Kepanikan terjadi di rumah sakit utama di kota barat setelah empat dokter mengundurkan diri. Keempat dokter ini menolak merawat pasien penderita MERS karena takut terinfeksi. Pada 21 April, seminggu setelah pengunduran diri, Riyadh memecat menteri kesehatan kerajaan tanpa menjelaskan alasannya serta menunjuk menteri Tenaga Kerja Fakieh sebagai Menteri Kesehatan.
Sementara itu, Fakieh yang berulang kali berjanji akan memberikan informasi secara transparan terkait virus MERS ini telah memecat kepala rumah sakit King Fahd dan para asistennya. "Tim baru akan segera menggantikannya. Kementerian akan mengambil langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan masyarakat," kicaunya dalam akun Twitternya.
Arab Saudi merupakan negara terparah yang terinfeksi virus ini. Virus ini pertama kali muncul di wilayah timur negara ini sebelum menyebar ke seluruh kerajaan. Sejauh ini, dilaporkan terdapat 421 infeksi kasus MERS, dan 115 diantaranya telah meninggal.
Pekan lalu, Fakieh mengatakan akan mengumumkan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencegah penyebaran virus ini. Saat ini, MERS dinilai sebagai virus yang mematikan yang mirip dengan virus SARS yang terjadi di Asia pada 2003 lalu dan menginfeksi 8.273 orang. Sembilan orang diantaranya pun dinyatakan meninggal.
Sementara itu, dilansir dari Time, jumlah korban jiwa akibat terjangkit virus ini di Arab Saudi bertambah menjadi 115 orang. Pasien terakhir yang meninggal akibat terinfeksi virus ini yakni seorang pria berusia 45 tahun dan dua wanita berusia sekitar 50 tahun yang tewas.
Sedangkan, kondisi pasien pertama di Amerika Serikat dilaporkan telah membaik dan segera diperbolehkan pulang. Pasien tersebut tinggal di Arab Saudi dan bekerja di sebuah rumah sakit. Sebelum dirawat, ia tengah dalam perjalanan ke Amerika Serikat mengunjungi keluarganya.
Hingga saat ini, masih belum ditemukan vaksin untuk mengobati virus MERS ini. Sejumlah penelitian pun menunjukan virus ini berasal dari unta. Namun sejauh ini, transmisi dari manusia ke manusia hanya terjadi terhadap orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Kekhawatiran akan penyebaran virus ini pada Juli pun semakin meningkat. Pasalnya, pada Juli nanti merupakan bulan Ramadhan dimana jutaan orang akan mengunjungi Arab Saudi. Sedangkan, pada Oktober, jutaan umat Muslim juga akan mengunjungi Mekah karena bertepatan saat musim Haji.