REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi pada Rabu mengumumkan dua kematian akibat penularan koronavirus Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS). Sehingga, jumlah korban tewas menjadi 117.
Arab Saudi juga melaporkan 10 kasus baru, separuhnya di Riyadh, sehingga seluruh jumlah kasus virus tersebut menjadi 431. Empat orang yang terinfeksi dinyatakan sudah pulih total.
''Di antara kasus baru itu, lima pasien dirawat di ruang perawatan intensif, tidak dirawat di ruang normal dan dua tak memiliki gejala penyakit tersebut,'' kata Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Rabu malam.
Sisa kasus baru ada dua di Jeddah serta satu di Makkah, Taif dan Madinah. Dua pasien yang meninggal adalah seorang perempuan (68) di Jeddah dan seorang pria (60) di Madinah.
Arab Saudi secara sungguh-sungguh memerangi penularan MERS dan telah mendirikan tiga pusat medis di negeri tersebut yang diperuntukkan khusus hanya menerima kasus koronavirus MERS. Beberapa pusat lagi akan segera dibuka.
Kasus pertama semacam itu didiagnosis pada 2012. Kendati kasus baru tercatat setiap hari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengumumkan penularan tersebut sebagai wabah.
Penyebaran penyakit itu merupakan masalah bagi Arab Saudi yang akan menjadi tuan rumah jutaan peziarah asing pada bulan Juli di Makkah dan Madinah selama bulan suci Islam Ramadhan. Jutaan lebih orang dijadwalkan tiba pada bulan Oktober untuk melakukan Ibadah Haji tahunan.
''Sejauh ini 115 orang di Arab Saudi yang terjangkit virus itu telah meninggal,'' kata kementerian itu. Banyak dari mereka yang terkena dampak adalah petugas kesehatan asing.