Kamis 08 May 2014 17:21 WIB

Krisis Ukraina Mulai Guncang Ekonomi Eropa

Rep: Elba Damhuri / Red: Citra Listya Rini
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)
Foto: UWORKERS
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kekacauan ekonomi yang dipicu krisis Ukraina mulai menghantam perusahaan-perusahaan besar Eropa. Kinerja perusahaan-perusahaan Eropa dari perbankan, telekomunikasi, pabrik-pabrik, hingga pembuat minuman mengalami penurunan.

Penurunan kinerja dan profit terjadi karena ekonomi Rusia ikut mengalami guncangan serius. Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut ekonomi Rusia sudah memasuki resesi sebagai akibat negatifnya pertumbuhan ekonomi mereka selama dua kuartal.

Permintaan barang dan jasa dari Rusia pun turun. Pabrik minuman keras Carlsberg termasuk yang terkena imbas krisis Ukraina yang mengganggu ekonomi Rusia juga. 

Carlsberg memotong perkiraan pendapatannya pada tahun ini, setelah permintaan dari Rusia mengalami penurunan cukup signifikan. Penjualan Carlsberg turun tujuh persen pada kuartal pertama 2014 untuk pasar Eropa timur (Rusia, termasuk Ukraina).

Pendapatan bersih perusahaan juga turun turun dua kali lipat untuk penjualan di wilayah ini akibat turunnya nilai tukar rubel. Rubel telah terkoreksi hingga tujuh persen atas dolar AS pada awal tahun ini.

Perusahaan perbankan Societe Generale juga menderita akibat krisis Ukraina. Pendapatan bersih Societe turun menjadi 416 juta euro pada awal tahun ini dari sebelumnya 798 juta euro di periode yang sama tahun lalu. 

Saham Societe turun 1,6 persen di Paris, Prancis. Bank asal Prancis ini memberikan banyak kredit di Rusia meski kurang dari 0,6 persen dari total asetnya. 

Sejumlah perusahaan di Jerman mengaku mengalami penurunan pesanan atas barang-barang yang diproduksinya. Rusia, dengan pelemahan rubel, menahan membelanjakan uangnya untuk membeli barang-barang impor.

Perdagangan antara Eropa dan Rusia diperkirakan senilai 500 miliar dolar AS per tahun, dan perusahaan Jerman termasuk yang paling gencar dalam transaksi ini.

AS dan Eropa memperkirakan keterpurukan ekonomi ini masih akan terus berlanjut. Pasalnya, AS beserta sekutunya menuding Rusia terus melakukan provokasi berbahaya di Ukraina, terutama di wilayah timur. 

Sanksi ekonomi terhadap Rusia oleh AS dan Eropa pun memberikan dampak besar atas perekonomian Rusia. Miliaran dolar aset pengusaha Rusia dibekukan dan kerja sama bisnis dihentikan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement