REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Tim ahli dari Amerika Serikat telah tiba di Nigeria pada Jumat (9/5). Kedatangan tim ahli AS yang mencakup personel militer serta anggota intelijen di negara tersebut adalah untuk membantu penyelamatan 276 siswi yang diculik di Nigeria.
Sebelumnya pada Rabu (7/5) AS menyatakan akan membantu Nigeria dalam upaya penyelamatan siswi-siswi yang diculik dan diancam untuk dijual oleh kelompok militan Boko Haram. Presiden AS, Barak Obama mengatakan negaranya akan mengirimkan tim ahli yang terdiri dari beberapa personel militer, penyelidik, serta tim intelijen yang mempunyai keahlian dalam melakukan negosiasi.
Kelompok militan Boko Haram telah menculik sebanyak 276 siswi di sebuah asrama sekolah di Chibok, wilayah yang terletak sekitar 600 kilometer dari Ibukota Nigeria, Abuja pada 14 April lalu. Tak lama setelah itu, kelompok militan Boko Haram menyebarkan video yang mengancam akan menjual siswi-siswi tersebut. Di dalam video tersebut, muncul Abu Bakar Shekau, ketua kelompok militan Boko Haram yang mengatakan jika mereka akan menjual gadis-gadis tersebut sebagai budak.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengatakan jika tim ahli dari negaranya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembalikan siswi-siswi yang diculik ke orang tua mereka. Selain itu, pihak AS menyatakan telah mempersiapkan segala kemungkinan untuk melawan ancaman dan serangan dari kelompok militan Boko Haram.
"Tim ahli kami kini telah berada di Nigeria untuk memulai upaya penyelamatan siswi-siswi, kami juga akan melakukan apapun yang mungkin untuk melawan ancaman Boko haram," ujar Kerry pada Jumat (9/5).
Selain AS, Inggris. Cina, dan Prancis juga akan membantu pencarian dan penyelamatan siswi-siswi yang diculik. Inggris akan membantu pencarian dengan menggunakan satelit khusus yang mempunyai kemampuan pelacakan yang tinggi, dan Cina juga membantu pencarian dengan kemampuan intelegensi yang menggunakan jaringan satelit. Prancis sebagai negara yang keempat menawarkan bantuan akan mengirimkan tim khususnya langsung ke Nigeria secepatnya.
Sebagian siswi-siswi yang diculik diperkirakan telah dibawa oleh kelompok militan Boko Haram keluar dari wilayah Nigeria. Hal ini disampaikan oleh tim intelijen AS yang menduga 276 siswi tersebut telah dipecah-pecah dalam kelompok kecil, dan sebagian telah dibawa ke negara-negara tetangga Nigeria.
Menanggapi hal tersebut, Gordon Brown, mantan Perdana Menteri Inggris sekaligus utusan khusus PBB untuk pendidikan global mengatakan pencarian siswi-siswi tersebut harus dilakukan secara luas. Pencarian harus dilakukan tidak hanya di seluruh wilayah Nigeria, namun juga di negara tetangganya seperti Chad dan Kamerun.
"Ini sangat penting, dari dua negara tetangga yang paling dekat dengan Nigeria tersebut diharapkan informasi jelas dapat dikumpulkan sebelum siswi-siswi itu tersebar ke seluruh Afrika," ujar Brown seperti yang dilansir dari CNN pada Jumat (9/5).
Shehu Sani, mantan negosiator yang ditunjuk oleh Pemerintah Nigeria untuk melakukan perundingan dengan Boko Haram mengatakan masih ada harapan untuk menyelamatkan gadis-gadis tersebut. Hal ini menurutnya karena Boko Haram mengatakan tidak akan membunuh mereka. Ia berharap negosiasi yang baru dari tim-tim yang ahli dengan kelompok militan tersebut akan membuahkan hasil yang baik, yaitu pengembalian siswi-siswi dalam keadaan selamat.
AS diketahui telah menawarkan sejumlah uang pada Shekau, kepala kelompok militan Boko Haram agar membebaskan siswi-siswi yang mereka culik. Sebanyak 7 juta dollar AS telah pihaknya tawarkan untuk Boko Haram.
Sebelumnya, Kepolisian Nigeria juga telah mengumumkan untuk memberi uang senilai 310 ribu dollar AS bagi siapapun yang dapat memberi informasi keberadaan siswi-siswi tersebut ataupun yang dapat membantu penyelamatan mereka.
Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan yang pada Kamis (8/5) membuka konferensi Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Abuja dengan menyatakan ia berjanji untuk memerangi terorisme yang berada di negaranya. Ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari dan membebaskan para siswi yang diculik oleh kelompok militan Boko Haram.
Dalam kesempatan tersebut Jonathan menyampaikan rasa terima kasihnya pada negara-negara yang ingin bekerja sama untuk membantu penyelamatan siswi-siswi yang telah diculik. Selain itu ia juga mengucapkan terima kasih pada para delegasi yang hadir dalam konferensi tersebut meski keadaan Nigeria tengah tidak kondusif akibat beberapa serangan yang dilakukan kelompok militan Boko Haram belakangan.
"Dengan karunia tuhan, saya yakin kita akan mampu menaklukkan teroris. Penculikan siswi-siswi ini akan menjadi teror terakhir yang ada di Nigeria," ujar Jonathan optimis kepada seluruh delegasi yang hadir dalam konferensi WEF tersebut.