Jumat 09 May 2014 19:55 WIB

Jumlah Kematian MERS di Arab Meningkat

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Julkifli Marbun
MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus).
Foto: Reuters
MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi kembali mengumumkan bertambahnya jumlah korban jiwa akibat terjangkit virus MERS.

Sebanyak lima orang dinyatakan telah meninggal serta 14 kasus baru telah teridentifikasi di tengah-tengah upaya Arab Saudi memberantas penyakit yang kini telah menewaskan sebanyak 126 orang di negara tersebut.

Dilansir dari Aljazeera, setelah berada di Jeddah melaksanakan misinya selama lima hari, WHO menyatakan pelanggaran dalam rekomendasi langkah-langkah pencegahan serta pengendalian infeksi ikut berkontribusi dalam penyebaran kasus MERS di kota tersebut. Penyakit yang pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada September 2012 ini telah menginfeksi 463 orang.

WHO mengatakan peningkatan jumlah infeksi tidak menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam transmisi virus.

“Kebanyakan korban infeksi dari manusia ke manusia terjadi dalam fasilitas kesehatan,” tambahnya. Lanjutnya, seperempat kasus telah terjadi pada pekerja kesehatan dan membuat mereka harus meningkatkan pengetahuan dan tindakan menangani penyakit ini.

Di tengah-tengah keresahan penyebaran virus ini, menteri kesehatan Adel Fakieh telah mengumumkan pemecatan kepala rumah sakit Jeddah King Fahd, di mana infeksi MERS mulai merebak di antara para pekerja medisnya.

MERS merupakan penyakit yang mirip dengan virus SARS yang mematikan, namun tidak terlalu menular seperti SARS yang merebak pada 2003 di Asia dan menginfeksi 8.273 orang. Sembilan persen di antaranya telah dinyatakan meninggal.

Hingga saat ini pun vaksin penyakit tersebut masih belum ditemukan. Namun, menurut beberapa peneliti penyakit ini berasal dari unta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement