Sabtu 10 May 2014 06:39 WIB

AS: Pencarian Ratusan Siswi yang Diculik Menemui Banyak Kendala

Rep: c66/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjuk rasa membawa poster di Washington DC, AS, menunjukkan dukungan agar penculikan perempuan di Nigeria segera dituntaskan.
Foto: Reuters
Pengunjuk rasa membawa poster di Washington DC, AS, menunjukkan dukungan agar penculikan perempuan di Nigeria segera dituntaskan.

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Tim ahli AS yang telah tiba di Nigeria pada Jumat (9/5) siap menghadapi tantangan untuk mencari dan menyelamatkan siswi-siswi yang diculik oleh kelompok militan Boko Haram. Namun, mereka mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan jika mereka optimis bisa memenuhi tujuan mencari dan menyelamatkan siswi-siswi tersebut.

Tujuh pejabat militer, empat pakar Kementerian Luar Negeri AS telah tiba di Nigeria. Menyusul setelahnya tiga personel FBI dan empat orang lainnya dari Badan Bantuan Negara, USAID, yang tiba pada Sabtu (10/5) ini.

Mereka akan melakukan pelacakan terlebih dahulu terhadap keberadaan siswi-siswi yang diculik dari asrama sekolah di Chibo pada 14 April lalu.Mereka akan memulai pelacakan di wilayah Chibo, sebagai tempat kejadian penculikan tersebut.

"Pencarian ini sangat menantang, hal ini mengingat sudah 25 hari berlalu sejak penculikan tersebut," ujar Jen Psaki, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, seperti dilansir msnnews.com, Sabtu (10/5).

AS mengatakan akan melakukan segala hal untuk membantu upaya pencarian dan penyelamatan siswi-siswi tersebut. Namun, keadaan yang sulit bagi tim ahli negara mereka  membuat mereka belum dapat menyimpulkan sejauh mana keyakinan mereka untuk berhasil menangani kasus ini.

Hal tersebut seperti yang diutarakan langsung oleh Menteri Luar Negeri AS, John Kerry dalam pesan singkatnya di Twitter beberapa saat lalu. Ia menulis terlalu dini untuk menyimpulkan keberhasilan mereka dan menambahkan AS bertekad untuk tetap melakukan segala kemungkinan yang bisa membantu penyelamatan siswi-siswi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement