REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) mengecam keras penculikan ratusan siswi Nigeria, dan karenanya Sekretaris Jenderal badan dunia itu mengirimkan seorang utusan untuk membantu menemukan mereka.
Deklarasi secara bulat mengatakan penculikan massal itu mungkin menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan berdasarkan hukum internasional, tetapi tidak membuat referensi eksplisit tuduhan-tuduhan di Pengadilan Kriminal Internasional. Ke-15 anggota dewan mengatakan mereka akan mengikuti situasi dan mempertimbangkan tindakan yang tepat diberikan terhadap kelompok Boko Haram, yang melakukan penculikan itu.
Para anggota dewan menyatakan kemarahan yang mendalam dan mengutuk mereka dalam istilah terkuat atas penculikan 276 siswi pada 14 April di kota timur laut Chibook, dan penculikan delapan anak perempuan lagi dari Warabe pada 5 Mei.
Pernyataan yang disampaikan pada Jumat (9/5) waktu setempat itu juga mendesak para korban penculikan segera dibebaskan, tanpa syarat. Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengumumkan ia akan mengirim perwakilan khusus untuk Afrika Barat, Said Djinnit, ke Abuja untuk membahas cara-cara membantu pihak berwenang setempat untuk menemukan gadis-gadis itu.
Penculikan massal gadis oleh Boko Haram di negara bagian timur laut Borno telah memicu kecaman internasional. Para ahli AS, Inggris dan Prancis telah tiba di lapangan untuk membantu melacak para siswi itu, sementara sekitar sepuluh tim pencari militer Nigeria sedang menjelajahi daerah itu.