Sabtu 10 May 2014 08:41 WIB

PBB: Masih Banyak Orang Tak Miliki Akses ke Air Minum

Air minum
Foto: .
Air minum

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Satu laporan Perserikatan Bangsa-Bnagsa (PBB) pekan ini mengatakan meskipun jurang pemisah menyempit dalam akses ke air bersih yang lebih baik antara daerah kota dan desa, namun ketidaksamaan masih terjadi di seluruh dunia.

Menurut Laporan Pemantauan Gabungan 2014 mengenai Kemajuan Global tentang Sasaran Pembangunan Global (MDG) terhadap Air dan Kebersihan, lebih separuh dari penduduk dunia tinggal di kota besar dan mereka masih mendapat pasokan air bersih yang lebih baik dibandingkan dengan warga desa. Namun jurang pemisah itu bertambah kecil.

Laporan yang dikeluarkan oleh Organisasi kesehatan Dunia (WHO) dan Dana Anak PBB (UNICEF) ini menyebutkan pada 1990, lebih dari 76 persen orang yang tinggal di daerah perkotaan memiliki akses terhadap air bersih, sedangkan warga desa hanya berjumlah 28 persen.

Sampai 2012, 80 persen penghuni kota dan 47 persen warga desa memiliki akses air bersih yang lebih baik. Pada 1990, 95 persen orang di daerah kota dapat minum air yang lebih baik, dibandingkan dengan 62 persen penduduk desa. Sampai 2012, 96 persen orang yang tinggal di kota kecil dan 82 persen mereka yang menetap di pedesaan memiliki akses ke air bersih yang lebih baik.

Meskipun kemajuan dicapai, ketidaksamaan tajam geografis, sosial budaya dan ekonomi dalam masalah akses ke instalasi kesehatan dan air minum yang lebih baik masih ada di seluruh dunia. "Kebanyakan mereka yang tak memiliki akses ke air bersih  adalah orang miskin yang tinggal di daerah pedesaan. Kemajuan dalam kebersihan di pedesaan, tempat kondisi itu telah terjadi, telah menguntungkan orang yang lebih kaya," kata Maria Neira, Direktur WHO urusan Kesehatan Masyarakat, Lingkungan Hidup dan Faktor Penentu Kesehatan seperti dikutip Xinhua, Sabtu (9/5).

"Terlalu banyak orang yang masih kekurangan kebutuhan dasar akan kebersihan dan air minum," tambah Neira.

Tantangannya sekarang, menurut Neira, adalah bagaimana melakukan langkah nyata guna mempercepat akses ke kelompok yang tak beruntung. "Satu langkah pertama yang mendasar ialah melacak dengan lebih baik siapa, kapan dan bagaimana akses manusia meningkatkan kebersihan dan air minum, sehingga kita bisa memusatkan perhatian pada mereka yang belum memiliki akses ke instalasi dasar ini," paparnya.

Selain perbedaan antara daerah desa dan kota, lanjut Neira, seringkali juga ada kesenjangan besar dalam akses di dalam kota besar dan kota kecil. Orang yang hidup di permukiman dengan penghasilan rendah, di pinggiran kota besar atau kota kecil memiliki kemungkinan lebih sedikit untuk memperoleh akses ke pasokan air bersih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement