REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Crimea untuk merayakan Victory Day, Jumat (9/5). Kunjungan pertamanya di tanah aneksasi Rusia itu mendapat tanggapan miring dari berbagai pihak.
Dikutip dari Aljazirah, Kementrian Luar Negeri Ukraina menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan yang amat mencolok. ''Ukraina tidak setuju dan memprotes kunjungan Putin,'' tertulis dalam pernyataan Kementerian.
Presiden Rusia dianggap telah terang-terangan mengabaikan undang-undang Ukraina dan hukum Internasional. Kunjungan ini dinilai sebagai provokasi yang menegaskan bahwa Rusia sengaja meningkatkan ketegangan dalam hubungan diplomatik Rusia-Ukraina.
Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen juga mengatakan kunjungan Putin tidaklah pantas. ''Kami masih menganggap Crimea sebagai wilayah Ukraina dan setahu saya, Ukraina tidak mengundang Putih untuk mengunjungi wilayah tersebut,'' katanya.
Di Brussel, Uni Eropa mengatakan Putin tidak seharusnya menggunakan peringatan Victory Day (kemenangan terhadap Nazi), untuk menampilkan sikap patriotis keberhasilan aneksasi Crimea.
Juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton, Maja Kocijancic mengatakan Uni Eropa menyesalkan kehadiran Putin di parade militer di Sevastopol, Crimea.
Gedung Putih AS memperingatkan, kunjungan Putin ke Crimea hanya akan memperburuk ketegangan. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Laura Magnuson mengatakan Barat tidak pernah menerima aneksasi Rusia atas Crimea sehingga kunjungan tersebut hanya semakin menyulut ketegangan saja.