Sabtu 10 May 2014 12:11 WIB

SBY: KTT ASEAN Kali Ini Penting Sebelum Hadapi AEC

Rep: Esthi Maharani/ Red: Muhammad Hafil
Komunitas ASEAN
Foto: [ist]
Komunitas ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertolak ke Myanmar untuk menghadiri 24th ASEAN Summit dan 10th BIMP-EAGA Summit. KTT terakhir yang dihadirinya juga menjadi KTT terakhir sebelum menghadapi ASEAN Economic Community. Karena itu, Presiden SBY beranggapan KTT ASEAN kali ini sangatlah penting. 

Ia mengatakan menghadapi AEC bukan sekadar persoalan ekonomi saja, tetapi juga sosial, politik, dan keamanan di kawasan. 

"KTT ini penting karena tahun depan akan diberlakukan ASEAN Community yang bukan sekadar ASEAN Economic Community yang sering diperbincangkan di negara kita dan semua negara ASEAN, tapi juga sebenarnya termasuk ASEAN political and security community, juga ASEAN sosio cultural community," katanya saat memberikan keterangan pers di bandara Halim Perdanakusuma sebelum bertolak ke Myanmar, Sabtu (10/5). 

Indonesia berpendapat pada akhir 2015 mendatang, kalau berbicara tentang masyarakat ASEAN, maka tiga pilar tersebut menjadi fokus utama dan harus bisa diimplementasikan. Karena itu, ia berharap dalam KTT ASEAN ke-24 nanti, semua negara anggota menyadari bahwa masyarakat ASEAN bukan sekadar terfokus pada persoalan ekonomi tetapi harus pula pada politik dan keamanan. 

Maka, Indonesia harus ikut menyampaikan posisi dan ikut mengatasi berbagai persoalan politik dan keamanan di kawasan. Apalagi, saat ini dikawasan terjadi beberapa konflik. Contohnya, isu laut cina selatan yang melibatkan negara Tiongkok, Filipina, dan Vietnam. Belum lagi konflik yang terjadi di kawasan Asia Timur seperti antara Jepang dan Korea ataupun persoalan di semenanjung korea. Menurutnya, konflik yang terjadi di kawasan akan berimplikasi pada negara-negara sekitarnya, dalam hal ini negara anggota ASEAN.

"Ini yang perlu kita kelola dengan baik. Memang ada persoalan antara negara-negara yang bersangkutan, tetapi kalau kita jadi masyarakat politik dan keamanan ASEAN, maka kita tentu bisa membangun posisi dan bagaimana ketegangan atau konflik dapat dikelola dengan baik secara damai, tanpa kekerasan militer, berdasarkan hukum-hukum internasional," katanya. 

Karena itu, ia beranggapan KTT ASEAN di Myanmar bisa menjadi wadah untuk membicarakan hal tersebut. "Ini penting untuk dibicarakan di Myanmar kali ini dan saya pikir juga akan terus dibicarakan pada persidangan tahun ini," katanya. 

Presiden SBY pun berharap, penggantinya kelak bisa ikut secara aktif memaparkan posisi Indonesia di kawasan. Termasuk pandangan tentang situasi ekonomi, politik, dan keamanan di kawasan. Harapannya Indonesia bisa ikut berkontribusi agar tercipta kawasaan yang tertib, aman, dan bisa membawa manfaat bagi Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement