Ahad 11 May 2014 18:23 WIB

Gerilyawan Pro-Rusia Gelar Referendum

Konflik di Ukraina
Foto: VOA
Konflik di Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK -- Pemungutan suara Ahad dimulai dalam referendum yang diselenggarakan pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur untuk memisahkan diri dari sisa bekas republik Sovyet itu. Tindakan ini dikecam Amerika Serikat sebagai tindakan "tidak sah".

Pemungutan suara itu dilakukan saat pertempuran terus berlangsung di Ukraina timur. Beberapa ledakan terdengar Sabtu malam di kota Slavyansk ketika pemerintah Kiev berusaha mengusir pemberontak dari kota-kota yang mereka kuasai.

Pemungutan suara itu dilakukan sebagai dua "referendum" di provinsi-provinsi di mana pemberontak menguasai lebih dari 12 kota, menandakan krisis politik yang semakin mendalam di Ukraina, yang membuat hubungan Timur-Barat mencspai titik rendsh sejak Perang Dingin berakhir.

Kendati hasil referndum menyetujui pemisahan diri yang mungkin hanya diakui Rusia, tindakan itu akan sangat mengganggu pemilihan presiden Ukraina dua pekan mendatang, yang AS dan Uni Eropa anggap sebagai penting untuk memulihkan stabilitas.

Pasukan Ukraina telah memerangi pemberontak yang dilengkapi senjata yang baik, yang membarikade diri mereka sendiri di kota-kota besar dan kecil di dua provinsi itu di mana pemungutan suara itu diselenggarakan: Donetsk dan Lugansk.

''Di Maripol, lokasi pertempuran seru belum lama ini antara pasukan Ukraina dan milisi pro-Rusia, antrian ratusan orang seperti ular menuju tempat-tempat pemungutan suara,'' kata seorang wartawan AFP di lokasi itu.

"Saya ingin merdeka dari siapapun," kata mantan pekerja pabrik Nikolai Cherepin. "Yugoslavia pecah dan mereka kini hidup senang".

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement