REPUBLIKA.CO.ID, BAUCHI -- Salah satu siswi yang berhasil melarikan diri dari penculikan oleh kelompok militan Boko Haram takut untuk kembali ke sekolah. Siswi tersebut trauma dengan penculikan yang ia alami saat berada di sekolah. Ia bahkan tidak dapat menjelaskan dalam kata-kata betapa mengerikan kasus yang menimpa dirinya dan lebih dari 300 siswi lain di Nigeria.
Sarah Lawan (19), salah satu siswi yang berhasil meloloskan diri dari penculikan kini telah berada kembali di rumahnya, di wilayah Chibok. Ia mengatakan banyak siswi lainnya yang dapat melarikan diri. Namun, siswi-siswi tersebut sangat takut dengan ancaman kelompok Boko Haram yang mengatakan akan menembaki mereka jika mencoba untuk kabur.
"Saya sangat sedih teman-teman saya yang lain gagal mengumpulkan keberanian diri untuk bersama-sama melarikan diri," ujar Lawan pada Ahad (11/5).
Ia juga sangat sedih saat menemui orang tua siswi lainnya yang masih berada di tangan penculik. Para orang tua teringat anak mereka saat melihat Lawan.
Kepolisian Nigeria mengatakan hingga saat ini diketahu sebanyak 53 siswi telah berhasil melarikan diri. Hal ini mengakibatkan kelompok militan Boko Haram mengancam lebih keras untuk segera menjual siswi-siswi lainnya yang masih berada dalam tahanan mereka.
Tim ahli dari negara-negara lain diharapkan untuk dapat membantu mempercepat penyelamatan siswi-siswi di Nigeria. Sebelumnya AS, Inggris, Cina, Prancis, dan Spanyol telah mengirimkan tim ahli untuk mencari dan menyelamatkan para korban penculikan tersebut.
Tim ahli ini mencakup negosiator sandera yang diharapkan dapat mengembalikan siswi-siswi yang diculik dalam keadaan selamat.
Kegagalan pasukan keamanan Nigeria untuk mencegah dan menyelamatkan siswi-siswi yang diculik telah mengakibatkan kemarahan internasional. Pekan lalu, Nigeria akhirnya menerima tawaran bantuan yang diberikan oleh internasional setelah sebelumnya sempat mengabaikan hal itu.