Senin 12 May 2014 13:53 WIB

Ribuan Anak Turki Jadi Pekerja Seks

Rep: Ani Nursalikah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Human trafficking (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Human trafficking (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sebagian besar dari 3.249 anak-anak Turki yang hilang kini berada di Timur Jauh. Mereka terjebak sebagai pekerja seks.

Pendiri Lost Children Platform, Yahya Durmaz mengatakan, dia mendirikan organisasi itu untuk menemukan anak-anak Turki yang hilang, termasuk sekitar 2.800 anak gadis. Organisasi bentukannya mampu mengumpulkan ribuan relawan di tujuh negara.

Setelah menghubungi para orang tua dan kerabat anak-anak itu, Durmaz mengikuti jejak anak-anak itu ke sejumlah negara, termasuk Suriah dan Afghanistan, juga Eropa dan Timur Jauh. Di negara-negara itulah banyak anak terjebak perdagangan manusia.

"Saya menyaksikan anak-anak yang dijual atau disewakan oleh orangtuanya. Mereka adalah anak-anak Turki yang dibawa ke luar negeri, terperangkap dalam prostitusi dan obat-obatan terlarang. Kami ingin mengembalikan mereka pada keluarganya," ujar Durmaz kepada Hurriyet Daily News, Senin (12/5).

 Beberapa anak digunakan sebagai kelinci percobaan, lainnya sebagai pekerja seks atau dipekerjakan sebagai anggota geng. Menurut Durmaz, kota Sakarya di barat Turki adalah pusat perdagangan manusia internasional.

"Anak-anak dari Timur Tengah atau anak-anak pengungsi diselundupkan melalui Sakarya. Jalur perdagangan manusia lainnya adalah melalui Laut Aegean, kawasan Thrace (bertetangga dengan Bulgaria dan Yunani) dan Laut Hitam," kata Durmaz.

Dia berterima kasih kepada kepala suku di Afghanistan, Suriah dan Irak atas dukungan mereka menemukan anak hilang di Jerman, Perancis, Belanda dan Belgia. Sekitar 14.412 anak hilang di Turki dalam lima tahun terakhir. Mereka diculik untuk diambil organ tubuhnya atau dipekerjakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement