Senin 12 May 2014 23:41 WIB

Boko Haram Siarkan Video Siswi Nigeria yang Diculiknya

Boko Haram
Foto: Times Live
Boko Haram

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Boko Haram pada Senin menyiarkan video baru yang memperlihatkan siswi yang diculik di bagian timurlaut Nigeria dan mengeluarkan syarat agar remaja putri itu memperoleh kembali kebebasan mereka.

Video tersebut memperlihatkan beberapa anak perempuan yang memakai cadar sedang membaca kalimat dalam Bahasa Arab di satu daerah. Sementara, suara seorang lelaki terdengar pada latar belakang.

Video itu, yang segera tersebar luas di internet, telah ditarik pada pukul 12.10 waktu setempat oleh orang yang mempostingnya.

Seorang pria, yang tampil dan mengaku bernama Abubakar Shekau --pemimpim Boko Haram yang dilaporkan tewas oleh militer Nigeria lebih dari enam bulan lalu, mengatakan kelompok tersebut takkan membebaskan anak perempuan itu sampai petempurnya yang ditahan dibebaskan.

Ia mengatakan semua siswi tersebut telah masuk agama Islam. ''Anak perempuan yang diperlihatkan di dalam video tersebut kelihatan tidak cedera,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Senin (12/5) malam.

Pada Senin lalu (5/5), Boko Haram mengaku bertanggung jawab atas penculikan pada pertengahan April atas siswi sekolah di Kota Kecil Chibok di Negara Bagian Borno, Nigeria Timurlaut.

Dalam satu wawancara eksklusif dengan Xinhua pekan lalu, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengatakan dalam waktu sangat dekat pemerintahnya akan mengungkap misteri seputar penculik pelajar putri tersebut.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement