Selasa 13 May 2014 18:21 WIB

MERS Kembali Telan Korban Jiwa 5 Orang di Arab Saudi

Rep: Dessy Suciati Saputri/c66/ Red: Nidia Zuraya
  Seorang jamaah mengenakan masker saat beribadah di Makkah, ditengah merebaknya kasus MERS di kawasan Timur Tengah.
Foto: AP/Amr Nabil
Seorang jamaah mengenakan masker saat beribadah di Makkah, ditengah merebaknya kasus MERS di kawasan Timur Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kematian akibat Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS Cov) kembali ditemukan. Lima orang di Arab Saudi meninggal setelah terinfeksi virus MERS CoV pada Senin (12/5) malam.

Dilansir AP, Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengkonfirmasi lima korban tewas dalam update terbaru di situs resmi kesehatan negara. Kasus kematian terjadi di Riyadh dan kota-kota di bagian barat Jeddah dan Madinah.

Dua dari lima orang yang meninggal adalah pasien yang baru-baru ini didiagnosa mengidap penyakit flu Arab. Sementara tiga orang lain yang meninggal sudah cukup lama dinyatakan positif terinfeksi virus MERS CoV.

Dengan kasus kematian terbaru ini, jumlah korban tewas akibat virus MERS CoV ini bertambah menjadi 147 orang. 491 orang juga telah dinyatakan positif mengidap penyakit flu arab sejak penyakit ini ditemukan pada tahun 2012.

Pejabat kesehatan Amerika Serikat (AS) pada pekan ini menkonfirmasi jika telah terjadi kasus MERS untuk kedua kalinya di negara tersebut. Penyakit flu arab di AS terjadi pada warga negara Arab Saudi yang sedang berkunjung ke Florida dan kini ia telah mendapat perawatan di sebuah rumah sakit di Orlando.Pada kasus pertama di Indiana, pasien yang diduga terinfeksi tersebut kini telah dinyatakan negagatif dari virus MERS CoV.

Penyakit flu arab adalah bagian dari keluarga SARS yang sempat meledak di Asia pada 2003 lalu. Saat itu wabah global SARS telah menewaskan sebanyak lebih dari 800 orang. Penyakit flu arab muncul dengan gejala awal berupa demam, masalah pernapasan, radang paru-paru, dan gagal ginjal.

Para ilmuwan percaya unta mempunyai peran dalam penyebaran virus MERS CoV. Penyakt flu burung itu kemudian dapat menyebar ke sesama manusia. Namun, hal itu dapat terjadi saat orang yang terinfeksi berada dekat dan sering melakukan kontak langsung dengan orang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement