Selasa 13 May 2014 19:12 WIB

Arab Saudi Peringatkan Risiko MERS dari Unta

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Unta
Foto: VOA
Unta

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH-- Arab Saudi menganjurkan agar warga menggunakan masker dan sarung tangan apabila berhubungan dengan unta. Pasalnya, unta dinilai menyebarkan virus MERS yang telah menjangkit pada hampir 500 orang, sehingga peringatan tersebut dikeluarkan untuk pertama kalinya.

Ahli kesehatan mengatakan sumber penyakit tersebut kemungkinan besar berasal dari unta. Virus ini dilaporkan pertama kali pada dua tahun yang lalu di Arab Saudi. Mers merupakan koronavirus yang mirip dengan SARS. Namun, hingga kini belum ditemukan vaksin untuk menangani virus ini.

Sekitar sepertiga dari 483 warga yang menderita Mers di Arab Saudi telah meninggal. Arab Saudi masih menjadi lokasi utama penyebaran kasus tersebut meskipun kasus ini telah dilaporkan terjadi di negara-negara Timur Tengah lainnya, serta di Eropa, dan di Amerika Serikat.

Selain itu, para ahli pun masih menyelidiki bagaimana virus ini dapat menyebar ke manusia. Dalam pernyataannya, Kementerian Pertanian menyarankan agar tidak melakukan kontak dengan unta, kecuali jika sangat diperlukan dan harus mencuci tangan sebelum dan setelah melakukannya. Mereka juga harus mengenakan masker.

"Sangat disarankan mengenakan sarung tangan, khususnya ketika berhubungan dengan unta yang melahirkan, sakit, ataupun mati," katanya, seperti dilansir dari Foxnews.

Tak hanya itu, kementerian juga menyarankan agar memasak daging unta serta merebus susu unta yang akan dikonsumsi. Dalam pernyataannya, warga diminta untuk melaporkan gejala apapun yang berhubungan dengan virus Mers.

Sementara itu, satu dari sepuluh orang yang bekerja di dekat pasar unta Riyadh pada Minggu kemarin terlihat mengenakan masker. Masih belum terlihat juga tanda-tanda kedatangan para pejabat. Dunia internasional pun mengkhawatirkan penyebaran virus ini yang dinilai akan semakin cepat.

Pasalnya, Arab banyak dikunjungi oleh para umat Muslim yang menunaikan ibadah Haji maupun Umrah. Pada Juli nanti merupakan bulan Ramadhan dan pada Oktober merupakan puncak musim Haji.

Untuk mengatasi penyebaran virus ini, Riyadh pun mengganti kepala rumah sakit King Fahd di Jeddah dimana banyak kasus baru terjadi. Menurut WHO, merebaknya infeksi Mers di dua rumah sakit utama disebabkan oleh pelanggaran rekomendasi langkah pengendalian dan pencegahan infeksi. Para ahli pun mengatakan Mers tidak disebarkan dengan mudah antara manusia ke manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement