REPUBLIKA.CO.ID, WINA-- Badan Pengawas Nuklir PBB dan Iran mengakhiri pertemuan yang dilangsungkan selama tiga jam tanpa mengumumkan tindakan lebih lanjut terkait permasalahan nuklir yang mereka bahas. Hal ini menimbulkan pertanyaan sejumlah pihak yang khawatir terhadap kegiatan atom yang dapat dilakukan oleh Iran.
Tidak ada pihak yang mengeluarkan pernyataan jelas setelah pertemuan antara Badan Pengawas Nuklir PBB dan Iran. Pertemuan yang dilangsungkan di markas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina juga diharapkan dapat memberi informasi mengenai detonator, alat yang dapat digunakan untuk menonaktifkan peledak atom.
Iran harus memberikan Informasi mengenai alat detonator ini harus sebelum batas waktu yang diberikan padanya, Kamis (15/5) besok. Setelah pertemuan, IAEA hanya menunjukan jika masih terdapat beberapa hal yang harus disepakati antara Iran dan pihaknya.
Hal tersebut mencakup peraturan mengenai transparansi nuklir yang hingga kini masih memerlukan pembahasan. Namun, pihak IAEA tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai pembahasan apa saja yang masih diperlukan terkait peraturan transparansi nuklir yang harus disepakati Iran.
IAEA hanya mengatakan jika ada perkembangan mengenai langkah-langkah praktis tambahan yang akan diambil oleh Iran. Hal tersebut menurut pihak IAEA juga telah disetujui oleh Iran tiga bulan yang lalu. Selain itu, pihak IAEA mengatakan kedua pihak tengah meninjau perkembangan pelaksanaan langkah-langkah.
"Kami mencatat Iran telah mengambil langkah-langkah dan beberapa pekerjaan terkait dari kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya," ujar salah satu sumber diplomatik di IAEA.
Sementara itu, delegasi Iran yang dipimpin oleh Reza Najafi yang juga menjabat sebagai Duta Besar Iran untuk IAEA enggan untuk berkomentar. Setelah pertemuan selama tiga jam berlangsung dengan IAEA, Najafi langsung meninggalkan tempat pertemuan tanpa berbicara apapun.
Hasil yang kurang jelas dalam pertemuan antara Iran dan Badan Pengawas Nuklir PBB di markas IAEA ini mengecewakan pihak dari negara-negara barat. Mereka menginginkan Iran untuk bergerak lebih cepat dalam mengatasi kecurigaan internasional terhadap pengembangan senjata nuklir berupa bom atom di negara tersebut.