REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional buat korban ledakan tambang batu bara pada Selasa (13/5) sehingga menewaskan sedikitnya 205 orang dan membuat ratusan orang terjebak di bawah tanah, kata kantor perdana menteri, Rabu (14/5).
Kecelakaan itu terjadi di satu tambang di provinsi Manisa, Turki Barat, tempat kebakaran terjadi setelah ledakan di satu unit distribusi listrik. Kebanyakan korban tewas akibat keracunan karbon monoksida, kata Menteri Energi Taner Yildiz.
Bencana tersebut terjadi di tambang milik pribadi di Kabupaten Soma selama pergantian jadwal kerja. Kebakaran terjadi pada kedalaman 150 meter di bawah tanah, kata Yildiz.
Yildiz mengatakan 363 dari 787 pekerja tambang yang bekerja di bawah tanah telah ditemukan, termasuk pekerja yang meninggal. Upaya pertolongan berlanjut sampai malam, tapi harapan untuk menemukan penyintas lagi mulai pupus.
Kecelakaan tersebut telah memicu kemarahan luas saat banyak orang mencela langkah keselamatan yang buruk, dan menuduh pemerintah serta perusahaan "mengabaikan" keselamatan pekerja. Kecelakaan tambang menewaskan puluhan pekerja tambang setiap tahun di Turki.
Tragedi tambang terburuk di Turki terjadi pada 1992, ketika kebakaran dan ledakan menewaskan 263 orang. Kecelakaan terburuk kedua dan ketiga terjadi pada 1983 dan 1990, sehingga menewaskan 103 dan 68 orang masing-masing akibat ledakan gas metan.