REPUBLIKA.CO.ID, KARAKAS –- Sekitar 80 orang pengunjuk rasa ditahan oleh polisi Venezuela, saat menggelar aksi menuntut pembebasan orang-orang yang ditangkap dalam protes anti-pemerintah. Sebagian besar dari ratusan pengunjuk rasa itu adalah pelajar.
Seperti dilansir BBC, Kamis (15/5), kegiatan unjuk rasa ini sebelumnya berjalan dengan lancar dan damai di jalan-jalan Karakas. Namun, beberapa saat kemudian para aparat keamanan bentrok dengan sekelompok pengunjuk rasa yang melempari batu dan ingin mendirikan penghalang di jalan.
Kemudian polisi menanggapi lemparan baru pengunjuk rasa dengan melepaskan tembakan gas air mata dan menahan para pemerotes yang ikut serta dalam serangan itu. Para pegiat mengatakan aksi penangkapan membuat membuat banyak orang tidak mau lagi ikut dalam aksi protes.
“Semakin sedikit orang yang mau mengikuti seruan untuk unjuk rasa, intimidasi ini telah berhasil,“ ujar seseorang yang mengikuti aksi tersebut pada Rabu (14/5) waktu setempat dan dia tidak mau menyebutkan namanya.
Pada pekan lalu, lebih dari 200 orang ditangkap dalam penggerebekan pengunjuk rasa di Karakas dan sebagian pengunjuk rasa tersebut telah dibebaskan. Sekitar 40 lebih orang tewas, ratusan terluka, dan puluhan ditangkap oleh pihak kepolisian Venezuela dalam aksi unjuk rasa anti pemerintahan yang telah berlangsung selama tiga bula terakhir di beberapa wilayah di Venezuela.
Para warga Venezuela berunjuk rasa untuk memprotes inflasi yang terus meningkat, bahan kebutahan sehari-hari yang terus berkurang serta tingkat kriminalitas yang terus meningkat.