Kamis 15 May 2014 14:38 WIB

Pembicaraan Nuklir Iran Dilanjutkan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Kelompok P5+1 dan Iran bakal melakukan pertemuan di Istanbul, Turki, Sabtu (14/4) guna membahas program nuklir Iran.
Kelompok P5+1 dan Iran bakal melakukan pertemuan di Istanbul, Turki, Sabtu (14/4) guna membahas program nuklir Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA-- Pembicaraan program nuklir Iran kini mulai kembali dilanjutkan di Vienna. Para pejabat Amerika Serikat dan Iran pun memberikan peringatan agar tidak terlalu berharap dalam pembicaraan ini.

Para negosiator diperkirakan akan menyusun kesepakatan secara resmi untuk menemukan solusi atas masalah nuklir Iran ini. Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan dalam pertemuan ini pun masih harus diperlukan kerja keras.

Sedangkan, pejabat senior Amerika Serikat mengatakan pembicaraan sepertinya akan sangat sulit dilakukan serta masih ada kesenjangan antara Iran dan enam negara kuat dunia. Kedua belah pihak pun berharap dapat membangun perjanjian sementara yang disepakati pada November terkait pengayaan uranium Iran dengan imbalan pembebasan sanksi.

"Saya ingatkan bahwa dengan penyusunan kesepakatan ini bukan berarti kesepakatan dapat segera dilakukan atau kami akan segera menemukan resolusi," katanya seperti dilansir dari BBC.

"Masih terdapat perbedaan pandangan dalam berbagai isu yang sangat kompleks dan kami juga tidak tahu apakah Iran akan membuat keputusan yang tegas bahwa mereka harus meyakinkan kepada dunia jika mereka tidak membuat senjata nuklir dan programnya dilakukan untuk tujuan perdamaian," lanjutnya.

Negara-negara P5+1 yakni, AS, Inggris, Prancis, Cina, dan Rusia, serta Jerman, ingin Iran mengurangi kegiatan nuklirnya secara permanen. Mereka ingin memastikan bahwa Iran tidak akan membuat senjata nuklir. Namun, Iran menolaknya.

Iran mengatakan program nuklirnya dilakukan untuk tujuan perdamaian, dan oleh karena itu akan tetap dilanjutkan. Iran pun juga menginginkan sanksi terhadapnya diakhiri karena telah mempengaruhi perekonomian negaranya.

Walaupun batas waktu dapat diperpanjang, kesepakatan sementara yang mulai berlaku pada Januari tersebut memberikan kesempatan pada negosiator hingga Juli nanti untuk menyepakati kesepakatan jangka panjang. Sedangkan, meskipun pertemuan yang digelar di Vienna tersebut dilakukan sejak Februari lalu, para diplomat mengatakan belum ada poin penting yang disepakati hingga kini.

Ketika tiba di ibukota Austria untuk melakukan pembicaraan putaran terakhir pada Selasa, kedua perwakilan Iran dan Amerika Serikat menyatakan untuk tidak terlalu berharap dalam pertemuan ini. "Jika terdapat perbedaan pandangan, yang tentu saja ada, kami akan berusaha mengatasinya," kata Zarif sebelum menghadiri acara makan malam dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement