REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Polisi Turki menembakkan gas air mata dan meriam air Rabu untuk membubarkan kerumunan ribuan demonstran yang berkumpul di pusat Istanbul untuk memprotes bencana tambang yang menewaskan sedikitnya 245 orang.
"Pemerintah mundur!," teriak para pengunjuk rasa berbaris di sepanjang Jalan Raya Istiklal Avenue sebelum polisi turun tangan, membuat mereka berhamburan ke jalan-jalan. Polisi juga bentrok dengan pengunjuk rasa di ibu kota Ankara.
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, Rabu mengatakan jumlah korban jiwa akibat kecelakaan tambang batu bara Turki Selasa telah mencapai 238.
Di dalam pernyataan di lokasi kecelakaan di Provinsi Manisa, Turki Barat, tempat 120 orang lagi masih terjebak di bawah tanah, Erdogan berikrar upaya pertolongan akan dilanjutkan dan pemerintah akan menyelidiki kecelakaan tersebut secara menyeluruh.
Janji itu disampaikan Erdogan di tengah protes anti-pemerintah di Istanbul, Ankara, Izmir, Antalya dan kota besar lain sehubungan dengan kecelakaan tambang paling akhir itu.
''Pemrotes menuntut pengunduran diri Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang memerintah,'' menurut laporan Xinhua.