Jumat 16 May 2014 01:10 WIB

WHO: MERS Makin Serius

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Julkifli Marbun
MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus).
Foto: Reuters
MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penyebaran sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) semakin serius dan mendesak.

WHO juga mengatakan saat ini setidaknya penyakit virus korona MERS belum menjadi kasus darurat global. Namun, Wakil Direktur Jenderal Keamanan Kesehatan WHO Keiji Fukuda mengatakan mengumumkan status darurat merupakan tindakan besar yang dapat meningkatkan kekhawatiran.

"Meski mengkhawatirkan, peneliti belum menemukan bukti kuat adanya penularan virus dari manusia ke manusia," ujarnya, seperti dilansir CNN, Rabu (14/5).

Menurut Fukuda, untuk mengumumkan status darurat global dibutuhkan informasi kuat. WHO sejauh ini telah mengonfirmasi 571 kasus MERS, termasuk 171 kematian.  Jumlah negara yang melaporkan kasus ini bertambah menjadi 18.

Kasus terbaru dilaporkan terjadi di Belanda. Sebagian besar MERS terjadi di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Juru bicara Institut Nasional Kesehatan Publik dan Lingkungan Belanda mengatakan salah satu warganya positif terinfeksi MERS. Laki-laki tersebut baru kembali dari Arab Saudi.

Dia di diagnosa pada Selasa dan ditempatkan di ruang isolasi. Saat ini kondisinya stabil. Otoritas sedang menyelidiki orang-orang yang melakukan kontak dengannya.

Dia telah mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit di Den Haag. Pria tersebut tercatat sebagai warga Belanda pertama yang terinfeksi MERS.

Bahkan tanpa status darurat, Kepala Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernapasan Nasional (CDC) Anne Schuchat mengakui virus MERS tegolong baru yang mempunyai tingkat kematian tinggi. Pihak berwenang belum mengetahui secara rinci bagaimana virus muncul dan menyebar.

"Kami belum memiliki bukti virus menular melalui udara, seperti yang terjadi pada virus campak," kata dia.

Di Amerika, dikonfirmasi dua kasus MERS. Keduanya adalah perawat yang bekerja di Arab Saudi.

Orang pertama bekerja di Indiana dan kedua di Florida. Departemen kesehatan mengatakan kondisi keduanya membaik dan saat ini dirawat di Dr P Philips Hospital di Orlando.

Schuchat mengatakan penting bagi pekerja kesehatan menanyakan siapapun yang dicurigai menderita gangguan pernapasan kemana mereka telah bepergian. Maskapai penerbangan komersial juga harus waspada.

American Airlines dalam pernyataannya mengatakan bekerja sama dengan CDC dan segera menghubungi kru begitu terdapat diagnosa MERS.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi melaporkan lima kematian dan 16 kasus baru virus korona, termasuk balita berusia dua tahun dengan masalah bawaan, Rabu.

Clemens Wendtner yang menangani pasien MERS di Munich, Jerman tahun lalu mengatakan penyebaran virus korona MERS tidak perlu ditingkatkan menjadi kewaspadaan global. Menurut dia, penyebaran MERS dari manusia ke manusia belum terbukti dan kebanyakan MERS berdampak pada hewan.

"Saya tidak melihat adanya ancaman atau wabah internasional," ujarnya dalam surat elektronik, dikutip dari Arab News, Kamis (15/5).

Sejak September 2012, jumlah kematian di Saudi mencapai 157 kasus. Sebanyak 16 kasus baru menimpa 12 perempuan, yakni sembilan dari Riyadh, lima dari Jeddah dan dua dari Madinah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement