Jumat 16 May 2014 05:07 WIB

Kelompok Bersenjata Bunuh Tiga Orang di Benghazi

Libya
Foto: [ist]
Libya

REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Sejumlah orang bersenjata membunuh seorang ulama moderat dan dua prajurit di kota kedua Libya, Benghazi, Kamis, kata beberapa pejabat.

Sheikh Mansur Abdelkarim al-Baraassi, yang terkenal karena penentangannya terhadap kelompok garis keras yang merupakan kekuatan utama di kota wilayah timur tersebut, ditembak mati ketika ia meninggalkan sebuah masjid, kata sumber-sumber keamanan dan medis.

Dua prajurit anggota pasukan khusus juga tewas ditembak ketika mereka meninggalkan barak mereka.

Benghazi adalah tempat lahirnya pemberontakan dukungan NATO yang menggulingkan dan menewaskan Muamar Gaddafi.

Namun, sejak itu kota tersebut dilanda kekerasan yang menewaskan banyak orang.

Empat prajurit tewas dalam serangan-serangan terpisah pada Minggu di kota itu.

Setelah pemberontakan 2011 yang menggulingkan pemerintah Muamar Gaddafi, militan di Libya, khususnya di wilayah timur, menyerang aparat keamanan, warga asing, hakim, aktivis politik serta pekerja media, yang menewaskan lebih dari 300 orang.

Serangan bom mobil yang ditujukan pada sebuah akademi militer di kota Benghazi, Libya timur, pada 17 Maret, menewaskan sedikitnya tujuh prajurit dan mencederai 12 orang

Pada 22 Desember, serangan bom mobil bunuh diri terhadap sebuah pos keamanan 50 kilometer dari Benghazi menewaskan 13 orang.

Pada 2 Maret, orang-orang bersenjata menembak mati seorang insinyur Prancis di Benghazi.

Pada 24 Februari, tujuh orang Mesir ditemukan tewas akibat penembakan di dekat Benghazi, sementara pada Januari, orang-orang bersenjata menculik lima diplomat Mesir di Tripoli dan menahan mereka selama beberapa jam.

Pada 5 Desember, seorang guru Amerika ditembak mati di Benghazi, 15 bulan setelah serangan mematikan terhadap konsulat AS di kota Libya timur itu.

Korban tewas adalah seorang warga AS yang mengajar di sekolah internasional di kota itu, kata juru bicara badan keamanan Ibrahim al-Sharaa.

Pada hari yang sama, dua prajurit Libya tewas ditembak dalam insiden-insiden terpisah - serangan mematikan terakhir terhadap aparat keamanan dalam beberapa pekan ini.

Pihak berwenang menyalahkan kelompok garis keras atas kekerasan di Benghazi.

Militan yang terkait dengan Al Qaida menyerang Konsulat AS di Benghazi yang menewaskan Duta Besar AS untuk Libya, Chris Stevens, dan tiga warga lain Amerika pada 11 September 2012.

Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Muamar Gaddafi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement