REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Dua pemuda Palestina tewas di dekat Ramallah di Tepi Barat pada Kamis (15/5), selama protes untuk memperingati Hari Nakba, kegiatan tahunan rakyat Palestina untuk mengenang pengusiran mereka setelah berdirinya negara Yahudi.
Ribuan orang Palestina pada Kamis menggelar peringatan ke-66 Hari Nakba, kata dalam Bahasa Arab yang berarti bencana, peringatan tahunan untuk mengenang berdirinya Israel pada 1948 dan pengusiran mereka selama perang setelah negara itu berdiri.
Pertemuan umum, demonstrasi dan protes dilancarkan di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza, sehingga memicu bentrokan antara pemrotes dan tentara Israel. Beberapa saksi mata mengatakan tentara membubarkan pengunjuk rasa dengan amunisi aktif dan gas air mata.
Dua pemuda Palestina tewas dan beberapa orang lagi cedera selama bentrokan di dekat Penjara Ofer, Israel, di pinggiran Ramallah di Tepi Barat. Bentrokan antara demonstran dan tentara Israel juga terjadi di Kota Bethlehem, Jenin dan Al-Khalil (Hebron) di bagian selatan Tepi Barat, kata beberapa saksi mata, sebagaimana diberitakan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.
Demonstran mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan slogan, serta menyerukan diakhirinya pendudukan militer Israel di Tepi Barat dan hak rakyat Palestina untuk pulang. Di Jalur Gaza, daerah kantung pantai yang dikuasai oleh Hamas, ratusan orang Palestina berpawai di dekat Kota Kecil Jabalia di bagian utara Jalur Gaza, tak jauh dari perbatasan antara daerah kantung Palestina tersebut dan Israel.
Selama pawai itu, sirene berkumandang selama 66 detik, sementara demonstran mengibarkan bendera faksi Hamas dan saingannya, Fatah, untuk menyampaikan harapan bagi persatuan mereka.
Rakyat Palestina akan berpegang pada hak sah mereka, dan takkan pernah membuat konsesi mengenai hak mereka untuk pulang atau menerima tanah air pilihan di negara lain di dunia, kata beberapa pejabat dari departemen yang mengurusi pengungsi di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dalam pertemuan umum tersebut.