Jumat 16 May 2014 13:27 WIB

Rusia Tentang Keputusan Negara 'Sahabat Suriah'

Bendera Rusia
Bendera Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menentang keputusan sejumlah negara Barat dan Timur Tengah yang tergabung dalam kelompok "Sahabat Suriah" untuk meningkatkan bantuan terhadap kelompok oposisi moderat Suriah. 

Sebelumnya, kelompok negara "Sahabat Suriah" bertemu di London dan sepakat untuk meningkatkan bantuan terhadap kelompok oposisi moderat yang menentang kekuasaan Presiden Bashar al-Assad.

"Tidak seperti rekan kami di Barat, kami bekerja sama dengan semua pihak di Suriah, tidak hanya dengan satu kelompok saja," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov sebagaimana dikutip dari kantor berita Interfax, Kamis (15/5).

"Bagi kami, pendekatan hanya dengan salah satu pihak itu adalah tindakan yang destruktif," kata Bogdanov.

Rusia, yang mempunyai hak veto di Dewan Keamanan PBB, selama tiga tahun terakhir ini memang memberi pemerintah Suriah dukungan krusial. Moskow berulang kali menghentikan upaya negara Barat dan Timur Tengah untuk menggulingkan Bashar.

Sementara itu di London, selain berkomitmen meningkatkan dukungan terhadap oposisi, "Sahabat Suriah" juga mengecam rencana Bashar untuk menggelar pemilu presiden pada 3 Juni mendatang di tengah perang saudara.

"Rencana pemilu tersebut adalah lelucon yang menghina dan palsu," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry setelah pertemuan tersebut.

Pernyataan bersama dari 11 negara yang terlibat di London itu menyebut pemilu itu sebagai pergelaran "yang tidak sah" dan merupakan "parodi demokrasi." Mereka juga mendesak masyarakat internasional untuk menolak apapun hasilnya.

Kesebelas negara yang tergabung dalam "Sahabat Suriah" adalah Inggris, Mesir, Prancis, Jerman, Italia, Yordan, Qatar, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement