Jumat 16 May 2014 13:46 WIB

Kerusuhan Anti-Cina di Vietnam, Satu Orang Tewas

Workers wave Vietnamese national flags during a protest at an industrial zone in Binh Duong province May 14, 2014.
Foto: Reuters/Stringer
Workers wave Vietnamese national flags during a protest at an industrial zone in Binh Duong province May 14, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI-- Kerusuhan di pabrik baja di Vietnam menyebabkan seorang pekerja Cina tewas dan 100 orang lain terluka, setelah Beijing, Kamis, bersikukuh melindungi anjungan minyak di perairan sengketa, dalam suasana tidak menentu.

Suasana panas berlangsung lama di antara dua negara bertetangga itu semakin mendidih di Vietnam dengan adanya unjuk rasa di sejumlah kota besar serta kerusuhan di sejumlah pabrik milik asing. Keadaan tersebut dipicu oleh Cina yang melakukan pengeboran minyak di perairan yang juga diakui sebagai milik Hanoi.

Seorang jenderal tertinggi di Cina mengatakan bahwa negaranya akan tetap mengelola rig, kendati menghadapi protes anti-Cina yang terburuk di Vietnam dalam beberapa dasawarsa ini.

"Yang akan kami lakukan adalah menjamin keamanan rig minyak sehingga operasi bisa terus berjalan," kata jenderal Fang Fenghui, kepala urusan umum Tentara Pembebasan Rakyat dalam jumpa pers setelah berbicara dengan timpalannya Jenderal Martin Dempsey di Pentagon, Amerika Serikat.

Komentarnya terjadi setelah unjuk rasa pekerja menyebar dari 22 menjadi 63 provinsi, yang membuat pemerintah Vietnam melakukan langkah-langkah tegas untuk mengendalikan situasi guna mencegah pemodal asing menarik diri dari negara tersebut.

Ratusan orang berkebangsaan Cina telah melarikan diri ke perbatasan di Kamboja, menurut polisi setempat, karena khawatir gelombang patriotisme itu. "Situasi tidak menentu sangat mengganggu pembangunan dan menciptakan kesan bahwa di Vietnam keadaan tidak terkendali," kata profesor Jonathan London dari Universitas City, Hongkong.

Rejim komunis Vietnam, yang mencemaskan kumpulan massa yang dapat mengancam peran pengusaha, pada masa lalu, mempunyai pilihan antara membiarkan unjukrasa anti-Cina dan membubarkan paksa mereka.

Para ahli mengatakan Hanoi membiarkan protes masyarakat akhir-akhir ini dengan maksud menyampaikan ketidaksetujuan dengan Beijing. Kedua negara memiliki hubungan ekonomi yang erat tetapi tidak dalam hubungan diplomatik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement