REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Jepang dan negara-negara lainnya guna menekan Vietnam untuk memberi kompensasi setelah kerusuhan di negara itu merusak sejumlah pabrik milik mereka.
Menteri Luar Negeri Taiwan David Lin menyampaikan hal tersebut dalam jumpa wartawan dengan perwakilan Vietnam di Taipei, Jumat (16/5). Namun, belum ada data rinci yang tersedia.
Protes anti Cina di Vietnam yang terus memanas menewaskan setidaknya satu orang dan membuat sebagian besar fasilitas milik pengusaha Taiwan menjadi target keliru karena dianggap milik Cina oleh pengunjuk rasa. Massa di Vietnam pekan ini membakar pabrik baja besar yang tengah dibangun oleh Formosa Plastics Group, investor terbesar asal Taiwan di sana.
Seorang pekerja Cina tewas dalam kerusuhan yang terjadi di Provinsi Ha Tinh, Vietnam, pada Kamis (15/5) kemarin. Sementara 100 orang lainnya terluka.
Di Provinsi Binh Duong, di bagian selatan Vietnam, polisi anti huru-hara dikerahkan Rabu (14/5) setelah kerusuhan dan pembakaran tersebut yang memaksa beberapa pabrik untuk sementara menghentikan operasi, termasuk pemasok untuk Nike dan Adidas.
Cina dan Vietnam terlibat dalam sengketa teritorial lama di Laut Cina Selatan atas kepulauan Spratly dan Paracel, yang diklaim kedua negara milik mereka. Bentrokan singkat yang ditandai dengan tabrakan beberapa kapal Cina dan Vietnam, dan penggunaan meriam air telah terjadi dekat anjungan pengeboran minyak yang kontroversial dalam beberapa hari terakhir ini.